Sukses

TPS3R Tak Berfungsi, Sampah dari Pura Besakih Dibuang ke Jurang

Lantaran TPS3R tak berfungsi sejak dibangun beberapa tahun silam, tumpukan smapah desa dan bekas persembahyangan dari kawasan suci Pura Besakih dibuang ke jurang.

Liputan6.com, Karangasem - Tumpukan sampah buangan atau bekas persembahyangan dari Kawasan Suci Pura Besakih dan desa tampak menumpuk di area Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Palak, Banjar Palak Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali berdekatan dengan pinggiran jurang. Bahkan, tumpukan yang hampir mengganggu jalan itu harus didorong alat berat untuk dimasukkan ke jurang.

Pengepul sampah bernama Anshar menyebut sampah-sampah yang tengah ia pilah itu salah satunya berasal dari bekas persembahyangan di kawasan suci di wilayah tersebut. Menurutnya, lantaran tempat pembuangan sampah Reduce, Reuce dan Recycle/TPS3R Palak tidak berjalan dengan baik sejak didirikan tahun 2011 silam.

"Sampah dari atas (Pura Besakih) dan dari desa dibuang ke sini,” kata dia kepada Liputan6.com Bali, Sabtu (18/11/2023).

Ia mengatakan tidak mengetahui kenapa sampah-sampah yang dibuang ke TPS dan mengotori jurang itu tidak diolah di TPST yang sudah ada, tapi dibuang ke jurang menggunakan alat berat.

"Baru dua hari lalu alat berat dorong timbunan sampah ke jurang karena sampah sudah menimbun dan meluber sampai menutup jalan masuk. Kalau sampah sudah penuh, datang alat berat lalu didorong ke jurang. Biasanya dua atau tiga hari sekali. TPSnya sudah lama tidak berfungsi,” kata Ashar pengepul yang tiga hari sekali memungut material daur ulang dari tumpukan sampah untuk dibawah ke Klungkung dan Denpasar. 

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

TPS3R Palak Dibangun Sejak 2011

Sementara itu, I Kadek Andreawan, Ketua Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Besakih dan I Gusti Ayu Riska Wandari dari Bumdes Desa Besakih mengaku ada kendala sejak TPS3R Palak pada tahun 2011 silam.. 

“Bangunan TPS3R ada sejak 2011, tetapi baru diserahkan hak guna pakai kepada UPS pada Juni 2022. Bangunan TPS3R dibangun Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali. Tanahnya milik Pemkab Karangasem seluas 38 are. Pengelolaannya diserahkan kepada Pemkab Karangasem. Namun tidak berjalan hingga saat ini, karena tidak ada tenaga yang mengelolah,” ucap dia.

Ia menjelaskan UPS bagian dari Bumdes Desa Besakih berdiri pada 2018 dan bergerak  pada jasa pengangkutan sampah warga. Di Awal tahun 2018 Riska dan kawan kawan membuat gerakan Ketrok Semprong Kedasi Besakih. sejak dulu ia bersama teman teman konsen mengurus sampah dengan sumber daya yang ada walau tidak maksimal.  

“UPS boleh bekerja sama dengan pihak ketiga. Dan itu ada payung hukum di Perdes tentang sampah. Selama tidak membebankan desa adat dan desa dinas, kan tidak masalah. Kita di sini tidak ada kepentingan, selain mengurus permasalahan sampah. Dari dulu kemana sekarang mulai rebut setelah UPS ada kerja sama dengan pihak ketiga," tutur Andre.

Ia mengaku mendapat angin segar setelah ada konsorsium Sukla Project yang siap memberikan bantuan berupa dana, pelatihan dan pendampingan serta pengolahan sampah di kawasan tersebut. “Kita punya PR besar mengajak warga memilah sampah langsung dari rumah tangga. Saat ini belum bisa merubah minset warga memilah sampah. Edukasi dan pemberdayaan itu yang ditawarkan konsorsium,” ucapnya.

Dikonfirmasi bersamaan, I Gusti Ayu Riska Wandari dari Bumdes Desa Besakih menceritakan pihaknya sebagai Unit Pengelola Sampah diperbolehkan bekerja sama dengan pihak lain. Bahkan soal kerja sama dengan pihak lain, peraturannya sudah tecantum di dalam peraturan Bumdes dan Perdes Desa Besakih. 

Bekerja sama dengan pihak lain justru memberikan keuntungan dalam menangani permasalahan sampah yang ada di kawasan tersebut. Konsorsium telah menawarkan kerja sama: program edukasi, pembuatan green produk dan pengolahan residu menjadi solid recovered fuel (SRF).

“Dengan kerja sama ini kami yakin tidak ada lagi sampah yang dibuang ke jurang. Juga adanya edukasi kepada warga setempat terkait dengan pengelolaan sampah yang benar,” kata Riska. 

Oleh karena itu, dengan adanya Project Sukla, mereka berharap bisa memberikan pemahaman kepada warga secara door to door. "Itu harapan kami, dengan adanya kerja sama dengan pihak luar  atau konsorsium, maka akan bisa merubah minset warga dalam pemilahan sampah dari rumah. Kita juga harus tegas, kalau sampah tidak dipilah, maka juga tidak akan diangkut dari rumahnya," tegas Riska. 

Untuk diketahui Konsorsium Project Sukla pengelolaan sampah di kawasan suci Pura Besakih yang diluncurkan 8 November 2023 diapresiasi dan didukung oleh Pemprov Bali. Beberapa saat lalu Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya memberi dukungan terhadap project tersebut karena mengelolah sampah yang ada di kawasan Besakih. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.