Sukses

Kue Jojorong, Kuliner Unik Khas Banten yang Bikin Nagih

Kue Jojorong merupakan salah satu kue tradisional yang unik asal Banten, dengan rasa yang selalu mengundang kerinduan akan wilayah Banten

Liputan6.com, Jakarta - Kue Jojorong adalah sebuah warisan kuliner budaya yang berasal dari Kesultanan Banten dan seringkali dijual sebagai buah tangan.

Kue Jojorong adalah salah satu kegemaran di Banten, terutama di kalangan masyarakat yang memelihara tradisi kuliner lokal. Kelezatan kue ini terletak pada rasa gurih dan manisnya, yang menjadi ciri khasnya.

Kue ini dibungkus dengan daun pisang dan dibentuk seperti mangkok atau takir. Menjadikannya salah satu ikon kuliner unik yang perlu dicicipi ketika berkunjung ke Banten.

Kue Jojorong adalah salah satu contoh nyata bagaimana makanan dapat menjadi cerminan budaya dan sejarah suatu daerah.

Sementara kuliner modern terus berkembang, menjaga tradisi dan warisan kuliner seperti Jojorong adalah bagian penting dari mempertahankan identitas budaya suatu tempat.

Kue tradisional Jojorong adalah simbol kebanggaan bagi masyarakat Banten, dan mengunjungi daerah ini tanpa mencicipinya adalah kesalahan besar.

Kue ini bukan hanya memuaskan lidah, tetapi juga membawa kita lebih dekat dengan sejarah dan budaya yang kaya di wilayah ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sejarah Kue Jojorong

Kue Jojorong diyakini berasal dari Kesultanan Banten, sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Banten, Indonesia. Kesultanan Banten ini memiliki warisan budaya yang kaya, dan Kue Jojorong adalah salah satu hasil dari kekayaan tersebut.

Kue ini pertama kali dibuat oleh nenek moyang Banten sebagai hidangan khas dalam acara-acara istimewa dan perayaan tradisional.

Nama "Jojorong" sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti "bersinar" atau "berkilau," Kue Jojorong pertama kali diciptakan sebagai hidangan khas yang disajikan dalam acara istimewa di istana Kesultanan Banten. Kue ini bukan hanya makanan, tetapi juga simbol kemakmuran dan kebahagiaan dalam perayaan dan upacara adat.

Seiring berjalannya waktu, Kue Jojorong menjadi bagian dari warisan kuliner Kesultanan Banten. Kue ini tidak hanya tersedia dalam lingkungan istana, tetapi juga di masyarakat luas.

Kehadirannya melambangkan persatuan, kemakmuran, dan harapan bagi keluarga yang merayakan momen-momen bersejarah dalam hidup penduduk Banten.

3 dari 4 halaman

Keunikan Jojorong

Keunikan Kue Jojorong terdapat pada makna simbolis yang mendalam dan memiliki kontribusi signifikan dalam budaya dan kehidupan masyarakat Banten. Beberapa prinsip di balik jojorong adalah sebagai berikut:

Kesuburan dan Kelimpahan

Jojorong simbolis kesuburan dan kelimpahan. Hidangan ini terdiri dari daging ayam, yang mewakili kehidupan dan pertumbuhan. Proses penggorengan yang menghasilkan tekstur renyah melambangkan keberhasilan dan kelimpahan rezeki yang melimpah. Dalam tradisi Banten, jojorong sering disajikan dalam acara pernikahan, khitanan, atau hari raya, yang mewakili harapan akan kehidupan yang subur dan kelimpahan rezeki bagi pasangan yang menikah atau dalam perayaan penting.

Kehangatan dan Kebahagiaan

Jojorong juga melambangkan kehangatan dan kebahagiaan dalam acara dan perayaan tradisional. Hidangan ini sering disajikan dalam pertemuan keluarga besar atau acara sosial. Rasanya yang lezat dan tekstur yang unik memberikan kepuasan kepada mereka yang menikmatinya, meningkatkan perasaan kehangatan dan kebahagiaan dalam momen berbagi.

 

  

4 dari 4 halaman

Keunikan Filosofi

Kekayaan Budaya dan Identitas

Jojorong adalah simbol kekayaan budaya dan identitas kuliner Banten. Hidangan khas Banten ini mencerminkan warisan kuliner tradisional yang telah dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kelezatan jojorong dan rasa yang unik menjadikannya sebagai salah satu kebanggaan masyarakat Banten dan melambangkan identitas kuliner mereka. Hidangan ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya Banten, yang mencerminkan kekayaan tradisi dan karakteristik wilayah tersebut.

Kreativitas dan Transformasi

Transformasi dari Dorokdok menjadi Jojorong mencerminkan kreativitas dalam mengembangkan hidangan tradisional. Perubahan dan penambahan bahan serta cita rasa menghasilkan hidangan yang lebih kompleks dan beragam. Ini juga mencerminkan kemampuan masyarakat Banten untuk beradaptasi dan mengembangkan tradisi mereka seiring berjalannya waktu, tetapi tetap menjaga akar budaya yang kuat.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.