Sukses

Menjelajahi Kebun Durian Joglo AW Pati, Surganya Pencinta Durian Kelas Premium

Kebun durian Joglo AW didominasi pohon durian lokal berkelas premium. Cek lokasinya.

Liputan6.com, Pati - Beranjak dari sekadar hobi, kebun durian di antara areal persawahan Desa Giling, Kecamatan Gunungwungkal, Pati Jawa Tengah ini, kini menjadi ladang usaha pemiliknya. Kebun bernama Joglo AW itu didominasi pohon durian lokal berkelas premium, seperti durian Bawor, Duri Hitam, Musang King dan durian Montong.

Di antara ratusan pohon durian, terdapat juga pohon buah lainnya. Seperti jambu kristal yang bisa menjadi sumber makanan kelelewar, hewan liar yang bisa membantu penyerbukan buah durian.

Ratusan pohon durian memenuhi area kebun dari sisi depan hingga belakang, dengan total luas lahan sekitar 5 hektare. Di tengah kebun durian Joglo AW yang diambil singkatan dari nama Agus Widodo ini, juga terdapat bangunan joglo besar dan sejumlah gazebo dengan halamannya yang asri dan membikin betah pengunjung berlama-lama di tempat itu.

Tak sekadar menikmati durian, di tempat itu pengunjung bisa menikmati sajian buah jambu dan jeruk segar yang dipetik langsung dari pohonnya. Selain itu, panganan lokal seperti ketela dan ubi rebus serta menu lainnya.

Kebun yang berada di kaki Pegunungan Muria Kabupaten Pati ini, milik Agus Widodo (47), seorang petani durian sukses. Di sela sela kesibukannya bertani, Agus juga dikenal sebagai Youtuber kondang pemilik ratusan ribu subscriber.

Karena itu, ia juga disebut inspirator petani durian yang sering berbagai ilmunya lewat YouTube. Ilmu berkebunnya pun sangat simpel, namun hasilnya sangat maksimal baik pertumbuhan dan pembuahan. Dia juga tak pelit untuk berbagi ilmu tentang seluk beluk tanaman durian.

Tak mengherankan, jika banyak masyarakat dari berbagai daerah di luar Pati, yang tertarik belajar budidaya pohon durian dengan datang langsung di kebun milik Agus Widodo ini.

Kepada tim Liputan6.com, Agus Widodo mengaku awalnya belajar menanam durian secara autodidak dengan berselancar melalui dunia maya. Dia kemudian bergabung dengan komunitas petani durian dari berbagai daerah.

Ia menanam durian sejak tahun 2017, dengan menanam empat pohon durian. Sejak awal ia menanam durian bawor dan beberapa kali memanen durian tersebut. Pada tahun 2019, ia berhasil memanen sebanyak 20 buah durian, padahal tanamannya baru berusia 5 tahun. Tentu saja ketelatenannya pun menuai hasil, dengan pohon-pohon yang dia tanam mulai berbuah.

“Awal konsepnya itu baru skala hobi. Ketika teman-teman ngumpul di sini, bisa menikmati durian. Akhirnya ada yang tanya dijual enggak. Ya sudah saya beri harga,” ujar Agus Widodo yang juga ketua Perguruan Pencak Silat Cempaka Putih Cabang Pati, Kamis (14/9/2023).

Tak disangka, hobi berkebun itu berbuah hasil. Agus Widodo pun mendapatkan banyak pesanan. Apalagi ketika dia mulai mengunggah hasil kebunnya ke media sosial. Belum sampai panen, buah durian yang masih bergelantungan di kebun miliknya sudah ada pemesan yang inden jauh-jauh hari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bentuk Komunitas Petani Durian

Menjelang musim panen raya di kebun pada Desember hingga Januari, biasanya sudah banyak pemesan durian di kebun Joglo AW. Mereka menanti durian yang sudah dipesan masak di pohon. Pemesannya dari berbagai daerah, mulai Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang serta Surabaya.

Menurut Agus, biasanya tiap akhir pekan dipastikan ada pengunjung yang datang di Kebun Durian Joglo AW. Di areal kebun yang asri dan berhawa sejuk itu, Agus tak sungkan untuk berbagi tips soal cara budi daya durian.

Harga durian yang cenderung stabil, dinilai menguntungkan bagi para petani durian di Kecamatan Gunungwungkal. Agus mengaku keuntungan yang diperolehnya, tak pernah merosot setiap tahunnya. Bahkan setiap tahun, durian yang ia hasilkan dari kebun miliknya selalu bertambah.

Selain budidaya tanaman durian yang prospektif, Agus juga membidik usaha penjualan bibit durian. Usaha pembibitan ini juga bertujuan untuk pelestarian alam. Tak ktinggalan, juga untuk mengangkat perekonomian masyarakat sekitar Kecamatan Gunungwungkal.

“Usaha pembibitan prospeknya bagus sekali. Saya menjual  bibit jenis durian premium yang sudah dikenal masyarakat. Seperti bibit Musangking, Bawor, Namplung, Duri Hitam dan Super Tembaga yang cocok ditanam di lereng Gunung Muria khususnya di tanah tegalan,” papar pria pemilik kumis tebal ini.

Menurut Agus, para pembeli bibit durian banyak datang dari Kalimantan dan Sumatera dan daerah lain di Pulau Jawa. Sedangkan harga yang dibanderol untuk satu batang bibit pohon durian, mulai dari Rp60 ribu hingga Rp700 ribuan.  

Di lahan seluas 5 hektare, Agus yang dibantu 12 karyawannya mengurusi usaha pembibitan buah durian. Dari usaha pembibitan ini, Agus mengaku mampu mengantongi omset kotor antara Rp 50 hingga Rp 60 juta perbulannya.

Selain menanam durian secara pribadi, Agus termotivasi membentuk komunitas durian di Desa Giling. Tujuannya, agar warga di desanya dapat memanfaatkan kondisi lahan mereka untuk tanaman yang produktif di sektor pertanian.

“Apalagi dengan menanam durian, tentu para petani tidak akan berpotensi merusak lingkungan. Saya berharap dengan komunitas yang dibentuk, mempermudah para petani dalam memasarkan durian yang berkualitas dari daerahnya,” pungkasnya. (Arief Pramono)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.