Sukses

Simak Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar yang Diterapkan Sejak 2022

Konten pembelajaran dianggap akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Liputan6.com, Jakarta - Nadiem Makarim menerapkan kurikulum merdeka belajar sejak ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Diketahui, kurikulum merdeka belajar mulai diterapkan sejak tahun 2022.

Dilansir dari lamam resmi Kemendikbudristek, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Konten pembelajaran dianggap akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kurikulum Merdeka Belajar ini memiliki tujuan yaitu untuk menyederhanakan kurikulum sebelumnya yang terkesan rumit dan tidak bisa memenuhi capaian kompetensi peserta didik.

Karakteristik kurikulum merdeka ini lebih fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam. Sementara itu, waktu lebih banyak digunakan untuk pengembangan kompetensi dan karakter setiap murid melalui belajar kelompok.

Penerapan kurikulum ini akan menciptakan interaksi antara siswa dengan sesama siswa atau siswa dengan guru. Sehingga, dapat mempermudah siswa dalam mengeksplorasi dan pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Saat ini, penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di seluruh sekolah yang ada di Indonesia pun semakin masif. Seperti halnya dapat dilihat dari Surat Keputusan Kepala Badan Standar.

Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Nomor 022/H/KR/2023 tentang Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2023/2024 yang menyebutkan lebih dari 105 ribu sekolah atau satuan pendidikan yang telah mengimplementasikannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar

Berikut ini keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar di sekolah, yaitu :

1. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran apa yang mereka sukai dan mereka minati, sehingga tidak ada pemaksaan dalam kegiatan belajar para murid.

2. Pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan karena disesuaikan dengan tingkat kompetensi peserta didik di setiap fase.

3. Memanfaatkan teknologi digital dan mengikuti perkembangan zaman

4. Peserta didik tidak dipaksa atau diburu-buru untuk menguasai suatu mata pelajaran.

5. Peserta didik akan terbiasa untuk menerapkan pola pikir kritis melalui pembelajaran berbasis proyek dengan melibatkan Profil Pelajar Pancasila.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.