Sukses

Catat Rekor MURI, 700 Penari Bawakan Tarian Dadas Bowo di Pembukaan Isen Mulang 2023

Sesosok wanita belia bersolek manis merias wajahnya di halaman Gelanggang Olahraga (GOR) Serba Guna, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin malam (23/5/2023).

Liputan6.com, Palangka Raya Sesosok wanita belia bersolek manis merias wajahnya di halaman Gelanggang Olahraga (GOR) Serba Guna, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin malam (22/5/2023).

Mirnawati (16) begitu sapaan wanita yang berasal sari sanggar tari Riak Renteng Tinggang. Ia sesekali merapihkan hiasan janur yang menempel di kepala agar terlihat menawan.

Tak hanya itu, selendang bewarna hijau, kuning, merah, putih, dan hitam yang diikat di pinggulnya siap beraksi mengikuti gerakan lengkuk tubuh dan tangannya.

Remaja yang masih duduk di bangku sekolah menegah atas ini bercerita mengenai kedatangannya bersama 700 penari lainnya untuk memecahkan Rekor MURI Tari Dadas Bawo dalam acara pembukaan Festival Isen Mulang 2023.

"Kami akan menari tarian Dadas Bowo," ungkap Mirnawati.

Tarian Dadas Bawo sendiri merupakan tarian khas Kalimantan Tengah yang berasal dari Suku Dayak di wilayah Daerah Aliran Sungai (Das) Barito.

Pada awalnya, tarian ini digunakan sebagai ritual pengobatan, tetapi seiring perkembangan zaman kerap dipentaskan sebagai kesenian di berbagai festival kebudayaan.

"Sejarahnya emang dulu seperti itu, tapi ini lebih ke keseniannya," tambah Mirnawati.

Sorak-sorak warga pun pecah ketika para penari masuk ke lapangan yang disambut dengan musik dari pengeras suara bekuatan tinggi. Belum lagi, lampu sorot berwarna putih yang menambah unsur keindahan dalam pentas tersebut.

Rusminah, salah warga asal Barito Utara ini berdetak kagum saat para penari beratraksi membubungkan api ke angkasa di hadapan ribuan penonton.

Kelelahannya terbayar lunas setelah menyaksikan Tarian Dadas Bawo. Sebab, ia harus berjuang menempuh jarak sekitar 200 kilometer untuk dapat menonton pentas tersebut.

"Ke sini cuman pengen nonton Tarian Dadas Bawo," ungkap Rusminah.

Aksi spektakuler tersebut tak lepas dari campur tangan Marini salah satu koreografer dalam acara tersebut. Dirinya sengaja mengangkat Tarian Dadas Bawo demi melestarikan budaya.

Butuh waktu dua minggu bagi Marini untuk mengumpulkan 700 penari dari berbagai sanggar, sekolah, dan masyarakat umum. Hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Untuk Tarian Dadas sendiri telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia asal Kalimantan Tengah pada 2017. Sementara, pementasan tersebut merupakan salah bentuk tindak lanjut dari pelestariannya.

"Agar masyarakat mengetahui jika tarian Balian Dadas Bawo berasal dari Kalimantan Tengah sehingga negara lain tidak bisa mengklaim," jelas Marini.

Marini sengaja memilih kostum merah yang digunakan penari, sebab merah melambangkan simbol keberanian. Dirinya juga berpesan kepada anak muda agar mau melestarikan kesenian tradisional.  

"Dalam suku Dayak, merah melambangkan simbol keberanian," Marini mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini