Sukses

Wajib Tahu, Tanda Seseorang Mengalami Gejala FOMO

Fomo dialami ketika mereka merasa bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman atau kesempatan yang menarik, menyenangkan.

Liputan6.com, Jakarta - Fear of Missing Out atau FOMO tengah populer di kalangan millenial. Perkembangan teknologi dan digitalisasi membuat seseorang tidak bisa lepas dari gawai.

Diketahui, istilah FOMO merujuk pada perasaan cemas atau rasa takut yang dialami seseorang. Dirangkum dari berbagai sumber, Fomo dialami ketika mereka merasa bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman atau kesempatan yang menarik, menyenangkan yang mereka lewatkan. 

Sindrom fomo sering terkait dengan penggunaan media sosial. Ketika seseorang melihat unggahan atau cerita dari orang lain yang menarik atau seru, tetapi mereka merasa tidak ingin ketinggalan informasi.

Fomo mendorong seseorang untuk terus memeriksa media sosial. Seseorang yang terkena sindrom tersebut merasa perlu berpartisipasi dalam setiap acara atau kegiatan. 

Bahkan, merasa tertekan jika tidak dapat mengikuti semua hal yang sedang terjadi. Rasa takut kehilangan ini dapat memengaruhi kesejahteraan emosional seseorang dan membuat mereka merasa tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri.

Oleh karena itu, penting untuk seseorang mengenali dan mengelola FOMO dengan bijak. Tidak membiarkan perasaan tersebut menguasai kehidupan kita atau menghalangi kebahagiaan dan pemenuhan diri yang sebenarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gejala FOMO

Berikut beberapa alasan mengapa banyak orang mengalami FOMO:

Media Sosial

Kemajuan teknologi dan perkembangan media sosial telah membuat kita terhubung secara konstan dengan kehidupan orang lain. Melalui platform sosial media, kita sering melihat orang lain mengunggah momen yang menarik, liburan yang menakjubkan, acara sosial yang seru, atau pencapaian yang mengesankan.

Paparan ini dapat memicu perasaan tertinggal atau kehilangan, sehingga menciptakan keinginan untuk terlibat dalam pengalaman yang serupa.

Perbandingan Sosial

Media sosial juga memperkuat budaya perbandingan sosial, di mana kita sering membandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain. Ketika kita melihat orang lain terlibat dalam kegiatan yang menarik atau sukses, kita cenderung merasa rendah diri atau tidak puas dengan kehidupan kita sendiri.

Perasaan ini dapat memicu FOMO karena kita takut melewatkan pengalaman yang dapat meningkatkan citra diri atau kebahagiaan kita.

Kemudahan Akses Informasi

Dalam era informasi saat ini, kita memiliki akses mudah dan cepat ke berita, acara, atau kesempatan yang sedang terjadi di sekitar kita. Berita tentang acara-acara besar, diskon terbatas, atau tren populer sering kali menyebar dengan cepat melalui media sosial atau aplikasi pesan.

Ketika kita melihat orang lain berpartisipasi dalam hal-hal tersebut, kita khawatir melewatkan kesempatan yang unik atau terbatas.

Ketidakpastian Masa Depan

FOMO juga dapat dipicu oleh kekhawatiran tentang masa depan dan kekhawatiran bahwa tindakan atau keputusan saat ini akan berdampak negatif pada kehidupan kita di kemudian hari.

Misalnya, jika kita melewatkan kesempatan karier atau pendidikan yang penting, kita mungkin merasa cemas bahwa kita tidak akan mencapai kesuksesan atau kebahagiaan yang diinginkan.

Budaya 

Budaya saat ini cenderung sangat terfokus pada pengalaman dan pencapaian pribadi. Orang-orang sering memperjuangkan kehidupan yang penuh dengan momen-momen yang luar biasa dan berharga.

Akibatnya, ketika kita melihat orang lain terlibat dalam pengalaman yang menarik, kita merasa tekanan untuk ikut serta dan merasa khawatir bahwa kita akan melewatkan momen yang berarti.

Penting untuk diingat bahwa FOMO adalah fenomena yang umum dan dapat memengaruhi siapa saja. Penting untuk menjaga keseimbangan, mengenali nilai-nilai dan prioritas pribadi kita, serta menghargai kehidupan kita sendiri tanpa terjebak dalam perasaan takut.

Penulis: Belvana Fasya Saad

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini