Sukses

KKB Sandera 16 Orang, Dibawa ke Mapenduma

Sebelumnya, terjadi pengancaman terhadap 15 pekerja yang sedang bekerja di Puskesmas Paro.

Liputan6.com, Jayapura - KKB Egianus Kogoya diduga menyandera Pilot Susi Air, Philips Max Marthin (37) warga negara Selandia Baru dan 15 orang pekerja Puskesmas Paro, Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunungan. 

Informasi yang didapat kepolisian setempat, para sandera sudah dibawa keluar dari Paro menuju ke Mapenduma, Provinsi Papua Pegunungan.

"Belum diketahui pasti maksud KKB membawa 16 orang ini apa. Tapi, ada dugaan mereka dibawa ke Mapenduma,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri, Selasa (7/2/2023).

Sebelumnya, pada tanggal 4 Februari 2023, kepolisian setempat mendapatkan informasi 15 pekerja Puskesmas Paro diancam oleh KKB karena tak memiliki identitas lengkap. 

"Para pekerja dicurigai sebagai intelijen. Saya sudah berkoordinasi terkait hal ini dan meminta pemda menarik mereka dari Paro. Namun, belum sampai dievakuasi, para pekerja sudah disandera KKB," katanya.

KKB juga mencurigai pesawat Susi Air yang mendarat di Lapangan Paro hari ini akan digunakan untuk mengevakuasi para pekerja. Sehingga, pesawat ditahan dan dibakar setelah pilot dan para penumpang diturunkan dari pesawat Susi Air PK_BVY tersebut.

"Kami terus koordinasi dengan tokoh masyarakat untuk dapat berkomunikasi dengan KKB. Kami juga belum menerima tuntutan dari mereka (KKB), sebab komunikasi masih terus dilakukan," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Susah Sinyal

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo menjelaskan lokasi Paro sulit dijangkau dan hanya bisa tembus dengan pesawat berbadan kecil. 

"Daerah Paro minim sinyal, susah sinyak komunikasi, ditambah lagi sampai saat ini lokasi tersebut belum ada penempatan TNI Polri," jelasnya.

Upaya komunikasi dengan berbagai pihak dilakukan untuk mengetahui keadaan para sandera. "Karena informasi yang sulit, maka banyak muncul isu liar yang berkembang dan perlu adanya kepastian," katanya.

 

Simak video menarik berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini