Sukses

Upaya Pemkot Samarinda Bangun Terowongan Pemecah Kemacetan

Pelatakan batu pertama pembangunan terowongan dilakukan Wali Kota Samarinda, Andi Harun ada Jumat (20/1/2023). Terowongan sepanjang 700 meter ini dibangun menggunakan anggaran sekitar Rp 400 miliar dari dana APBD Kota Samarinda.

Liputan6.com, Samarinda - Salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Gunung Manggah dengan membangun terowongan atau tunnel. Terowongan ini akan menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin menuju Jalan Kakap.

Sebagai langkah nyatanya Wali Kota Samarinda Dr H Andi Harun, melakukan peletakan batu pertama pembangunan terowongan pada Jumat pagi (19/1/2023) di Jalan Sultan Alimuddin. Kegiatan ini turut disaksikan oleh Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi, Ketua DPRD Samarinda Sugiono, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadly dan Dandim 0901 Samarinda Letkol Arm Novi Herdian.

Andi Harun menyebut, panjang terowongan yang mencapai 700 meter dan panjang strukturnya 400 meter ini menelan anggaran sekitar Rp400 miliar yang digelontorkan dari APBD Kota Samarinda. Pengerjaannya sendiri akan dilakukan anak perusahaan dari BUMN yakni PT PP (Persero) Tbk dengan estimasi selama 18 hingga 22 bulan. Diperkirakan pengerjaan terowongan ini akan selesai pada tahun 2024 mendatang.

“Bahkan infonya dari PT PP tadi, di Indonesia, inisiasi pembangunan terowongan oleh Pemda ini baru pertama kalinya dilakukan oleh Pemkot Samarinda. Karena pembangunan tunnel ini biasanya hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat saja,” terangnya.

Andi Harun juga menyebut, Kota Samarinda khususnya di kawasan sekitar Gunung Manggah sudah waktunya memiliki alternatif jalan untuk menangani kemacetan di beberapa ruas jalan yang menjadi akses pintu masuk ke jalan Kota Samarinda.

“Sebenarnya di awal ada alternatif membuat jalan layang di wilayah ini, tapi setelah perhitungan teknis biayanya ternyata mencapai Rp700 miliar karena ada pembebasan lahan disisi kiri dan kanan yang sangat mahal, sehingga akhirnya alternatif membangun terowongan diambil karena biaya pembangunan lebih murah yakni berkisar di biaya Rp395 miliar,” bebernya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konsep Terowongan Samarinda Berbeda dengan Daerah Lain

Bahkan sambung Andi Harun, konsep terowongan yang akan dibangun nanti berbeda dengan yang ada di Makassar dan kota lain. Hal unik yang membedakannya adalah kondisi alam di atas terowongan seperti gunung dan pohon tetap dipertahankan, sehingga kondisi tanah tidak berubah karena pemerintah tidak ingin merusak kondisi alam di atasnya.

“Insya Allah jika proyek ini sudah selesai maka tahap berikut pemkot akan kembali melakukan pelebaran di jalan Alimuddin dan jalan Sejati tahun depan,” ucapnya.

Keberadaan terowongan nanti dan jalan pendekatnya juga bakal menjadi pintu masuk dan keluar jembatan Ahmad Amins, yang merupakan akses penghubung menuju Ibu Kota Negara Nusamtara (IKN).

“Jadi saya minta Camat dan Lurah serta OPD yang terlibat harus punya komitmen serius untuk menyukseskan pembangunan terowongan ini jangan sampai ada yang berspekulasi bermain pembebasan lahan untuk proyek ini, karena semua ini kita lakukan untuk kemaslahatan warga,” paparnya.

Andi Harun juga mengaku bahwa pembangunan terowongan itu sudah dapat dilakukan pihaknya, lantaran telah mendapatkan persetujuan dari masyarakat setempat.

“Semua sudah kita siapkan termasuk juga uang ganti rugi yang diperlukan untuk kegiatan ini. Proses pengerjaan ini tidak harus menunggu pembayaran ganti rugi. Ini sudah kita mulai laksanakan pengerjaannya. Karena kita juga sudah membicarakan terkait dampak sosialnya. Sehingga tidak perlu menunggu lagi,” tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.