Sukses

Cuaca Ekstrem, Larangan Berenang dan Nelayan Jadi Pemulung di Pelabuhan Ratu

Gelombang pasang juga menyebabkan abrasi di bibir pantai Palabuhanratu hingga merusak beberapa rumah dan kios pedagang.

Liputan6.com, Sukabumi - Ratusan nelayan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dalam dua minggu terakhir tidak melaut untuk mencari ikan sebagai mata pencaharian mereka.

Para nelayan melabuhkan kapalnya di dermaga maupun di pesisir pantai karena faktor cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang.

Selain sebabkan para nelayan tidak melaut, gelombang pasang juga menyebabkan abrasi di bibir pantai Palabuhanratu hingga merusak beberapa rumah dan kios pedagang.

Salah satu nelayan, Wahyu mengungkap, beberapa nelayan ada yang memilih beralih profesi seperti menjadi pemulung barang bekas, banyak juga yang memilih tetap tinggal di rumah atau menganggur, sambil menunggu cuaca bagus hingga bisa melaut lagi.

"Justru Nelayan ini pada kasihan, pada ngambil-ngambil kokorompong (barang bekas), tau sendiri kan nelayan, sehari nggak ngelaut juga gimana, akibat gelombang ini," ungkap Wahyu.

Kasat Polairud Polres Sukabumi, AKP Tenda Sukendar mengimbau, para nelayan tidak memaksakan untuk melaut dalam dua minggu kedepan, warga dan wisatawan juga agar tidak berenang di Pantai Palabuhanratu Sukabumi. Cuaca ekstrem juga berdampak pada ketinggian gelombang laut yang bisa mencapai 4 meter.

"Nelayan tidak melaut kurang lebih 2 minggu belakangan. Dermaga pelabuhan ini kebanyakan perahu-perahunya ditempatkan di dermaga Pelabuhan Ratu dan di pantai Cipatuguran juga banyakan dinaikkan ke atas. Sebagian ada yang ditempatkan di pantai. Gelombang rata-rata diantara 2,5 sampai 4 meter ketinggiannya," terang Tenda.

Terpantau dalam libur Nataru tahun kali ini para wisatawan belum terlihat signifikan bahkan di pantai Palabuhanratu juga terlihat sepi pengunjung.

"Kami dengan berdasarkan fakta dan perkiraan BMKG mulai dari kemarin-kemarin, kami menghimbau para nelayan, wisatawan dan masyarakat yang ada di bibir pantai Pelabuhan Ratu ini, juga untuk nelayan tidak memaksakan melaut, dan untuk wisatawan tidak memaksakan berenang di pantai," kata Tenda saat melakukan peninjauan, pada Selasa (27/12/2022).

Dirinya juga menghimbau kepada masyarakat yang yang bermukim dekat dengan pesisir pantai agar selalu waspada, akan terjadinya dampak dari cuaca ekstrem tersebut.

"Dan untuk warga yang ada di bantaran pantai untuk tidak nyenyak tidur selalu waspada, dan bila perlu ada saudaranya yang dekat untuk menghindari dengan mengungsi sementara," sambung dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.