Sukses

Sejarah Kue Jahe yang Identik dengan Perayaan Natal

Menurut beberapa sumber, kue jahe menjadi kue kering paling tua di dunia.

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Raya Natal menjadi hari yang paling ditunggu oleh umat Nasrani setiap 25 Desember. Tak hanya identik dengan pohon natal, Santa Clause, dan kado, hari raya ini juga identik dengan gingerbread cookies atau kue jahe.

Gingerbread cookies merupakan kue kering yang wajib tersaji saat perayaan Natal. Sebelum adanya kue-kue kering lainnya, kue jahe sudah lebih dahulu hadir di meja perayaan Natal.

Menurut beberapa sumber, kue jahe menjadi kue kering paling tua di dunia. Sejarah kue jahe ternyata sudah ada sejak 2400 SM di Yunani.

Meski demikian, keberadaannya baru mendunia pada abad ke-11. Kue ini diciptakan karena pada saat itu pelaut Eropa yang baru saja berpetualang ke Asia membawa pulang rempah jahe.

Jahe merupakan salah satu bumbu rempah yang sangat langka dan tidak bisa ditemukan di benua Eropa. Jahe yang dibawa tersebut digunakan oleh juru masak sebagai bahan campuran kue kering.  

Kue kering yang dibuat dengan campuran jahe ini dapat menghangatkan badan di tengah musim dingin. Seperti diketahui, Natal dirayakan setiap 25 Desember.

Pada tanggal tersebut biasanya akan memasuki musim dingin atau musim salju. Keberadaan kue jahe ini sangat dibutuhkan untuk menghangatkan tubuh di musim dingin.

Selanjutnya, orang-orang Eropa banyak yang menyajikan kue jahe di perayaan Natal setiap tahunnya. Hal ini terus berlanjut selama bertahun-tahun dan perlahan berkembang menjadi tradisi.

Awalnya, kue jahe tidak berbentuk boneka orang, melainkan berbentuk bunga, burung, atau ukiran lainnya. Lalu pada abad ke-16 di Jerman, kue ini mulai dibuat dengan aneka bentuk lainnya, seperti boneka, sinterklas, serta pohon dengan aneka hiasan icing sugar dengan warna khas natal (putih, merah, dan hijau). Biasanya, kue jahe disantap dengan minuman hangat khas Natal, seperti eggnog, glogg, wassail, hingga gluhwein.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.