Sukses

Duh, Pengidap HIV/AIDS di Gorontalo Meningkat, Didominasi Cowok Milenial

Dinkes Gorontalo gencar melakukan treking bagi para pengidap penyakit yang dikenal dengan Human Immunodeficiency Virus.

Liputan6.com, Gorontalo - Pemerintah Provinsi Gorontalo hingga kini terus melakukan usaha pengobatan bagi para pengidap penyakit HIV/AIDS. Dinkes setempat juga tengah gencar melakukan tracking bagi para pengidap penyakit Human Immunodeficiency Virus itu.

Saat ini para pengidap HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo memiliki jumlah yang fantastis. Bahkan, jumlah itu setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.

Data dinkes mengungkap, peningkatan jumlah penyakit HIV/AIDS di Gorontalo didominasi laki-laki milenial. Di antaranya yakni di usia 15 sampai 49 tahun.

Pada 2021, Dinkes Provinsi Gorontalo merilis ada sekitar 721 orang yang mengidap HIV/AIDS. Sementara pada 2022, penderita penyakit menular itu ada 754 orang, itu artinya setiap tahun penderita terus meningkat.

Jika diklasifikasi, pengidap penyakit tersebut paling banyak diderita oleh kaum laki-laki. Di antaranya, laki-laki 574 orang dan perempuan berjumlah 180 orang, semuanya tersebar di Kabupaten dan Kota di Gorontalo.

Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinkes Provinsi Gorontalo, dr Yana Yanti Suleman mengatakan, layanan HIV/AIDS semakin ditingkatkan. Tidak hanya dinkes saja, namun akan dilakukan kolaborasi antara klinik pemerintah dan swasta untuk berintegrasi.

"Kita mengharapkan semuanya berkolaborasi dan meningkatkan pengetahuan ke arah pencapaian three zero yaitu tidak ada infeksi baru lagi. Tidak ada kematian akibat kasus HIV dan yang ketiga tidak ada Stigma diskriminasi kepada mereka," kata Yana.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jurus Kemenkes

Dalam upaya pengendalian HIV/AIDS, kata Yana, Kemenkes telah menyusun triple akselerasi 95. Yaitu memastikan 95 persen semua kelompok berisiko mengetahui status kesehatannya dan dipastikan mereka minum obat ARV.

"Masih ada juga yang HIV tidak mau minum obat dan ketika dia tahu HIV dan minum obat harusnya viral load diperiksa 95 persen agar bisa terpantau," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.