Sukses

Menganyam Rotan Jadi Alternatif Sumber Kehidupan Orang Rimba

Produk kerajinan dari rotan ini menjadi sumber ekonomi alternatif bagi Orang Rimba di tengah semakin menyempitnya ruang hidup mereka di dalam hutan.

Liputan6.com, Jambi - "Orang Rimba lah tokang (Orang Rimba sudah bisa)," begitu Orang Rimba menyeru ketika sudah bisa menganyam rotan.

Satu persatu hasil kerajinan dari anyaman rotan itu pun mereka angkat. Mereka memamerkan produk anyaman rotan setelah pelatihan membuat anyaman rotan itu selesai digelar.

Rotan adalah hasil hutan bukan kayu yang sudah akrab dengan Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba di Sarolangun, Jambi. Umumnya, rotan dianyam menjadi ambung, alat pengangkut barang dan digunakan sendiri.

Sampai sekarang pun belum ada produk olahan rotan yang dikomersilkan. Padahal, rotan bisa diolah menjadi berbagai kerajinan dan bernilai ekonomi tinggi. Pengolahan produk bernilai ini pun belum banyak dilakukan Orang Rimba.

Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi berkolaborasi dengan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan dan Masyarakat Adat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan pelatihan kecakapan hidup untuk Orang Rimba di Kabupaten Sarolangun.

Pelatihan membuat anyaman rotan ini diikuti oleh Orang Rimba yang dilangsungkan di Pusat Pendidikan Belajar Mengajar (PKBM) Bunga Kembang selama 3 hari (19-21). Selama pelatihan Orang Rimba belajar cara membuat kerajinan aneka produk dari bahan rotan.

"Tugas pemerintah pada dasarnya adalah memfasilitasi aspirasi dan harapan masyarakat," ujar Kapokja Masyarakat Adat Julianus Limbeng, pada Selasa (19/07/2022).

Pelatihan membuat anyaman rotan ini penting bagi Orang Rimba untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kecakapan hidup. Sebab saat ini, sumber penghidupan Orang Rimba di hutan semakin menipis akibat terus berkurangnya tutupan hutan.

Selama ini, Orang Rimba telah memanfaatkan rotan. Hanya saja hasil hutan bukan kayu ini dijual dalam bentuk batangan, tanpa ada pengolahan.

Penjualan rotan juga dilakukan hanya ketika ada permintaan dari pengumpul. Harga jual pun masih tergolong rendah. Begitu pula mata pencaharian Orang Rimba bertumpu pada hasil hutan bukan kayu, termasuk rotan.

"Kini kita berupaya untuk meningkatkan nilai jual dengan mengolah rotan menjadi berbagai produk bernilai ekonomis. Harapannya dapat menjadi sumber ekonomi baru, dan meningkatkan penghasilan Orang Rimba,” kata Koordinator Unit Orang Rimba Taman Nasional Bukit Budabelas KKI Warsi Anggun Nova Sastika.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Piring, Keranjang, dan Vas Bunga

Dalam pelatihan yang dipandu oleh perajin dan pemilih usaha kerajinan rotan, Fajar Adenin ini, Orang Rimba dilatih untuk membuat berbagai produk kerajinan, seperti piring, keranjang, dan vas bunga.

Fajar menjelaskan dari sebatang rotan, semua komponennya bisa dimanfaatkan untuk kerajinan. Jika menjual satu batang rotan, Orang Rimba hanya bisa mendapat uang tidak sampai lima ribu rupiah.

"Tapi kalau diolah menjadi produk kerajinan dan dengan menganyam 1 batang rotan tersebut bisa mendapatkan uang 10 kali lipat,” kata Fajar.

Sementara itu, Beraden, salah seorang peserta pelatihan mengatakan, dirinya baru mendapatkan pelatihan seperti ini. Ia berharap ke depan terus diadakan pelatihan serupa hingga bimbingan untuk pemasaran.

"Semoga ada dukungan pemerintah untuk pengadaan alat-alat untuk menganyam," ujar Beraden, anggota Orang Rimba dari Kelompok Tumenggung Ngrip.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.