Sukses

Sering Masuk Kebun Warga karena Habitatnya Rusak, Gajah di Pelalawan Bakal Dipindahkan

Sudah dua bulan konflik gajah dengan manusia terjadi di Dusun Rantau Baru, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah dua bulan konflik gajah dengan manusia terjadi di Dusun Rantau Baru, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Upaya penggiringan ke habitat sudah berulang kali dilakukan tapi gajah tetap kembali ke kebun masyarakat.

Gajah itu berasal dari Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Salah satu penyebab gajah keluar taman itu karena habitatnya kian sempit akibat pembukaan lahan di kawasan yang dilindungi oleh negara tersebut.

Pihak TNTN bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berencana mengambil putusan terakhir penanganan konflik, yaitu evakuasi atau memindahkan gajah ke lokasi lainnya agar tidak kembali lagi ke kebun warga.

Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro menjelaskan, evakuasi dilakukan jika penggiringan dalam beberapa hari ke depan tidak membuahkan hasil. Evakuasi gajah TNTN ini akan dilakukan dengan analisis dan pertimbangan matang.

"Termasuk tempat rilis (pelepasan gajah setelah evakuasi) agar berjalan lancar dan sukses," kata Heru.

Heru menyebut ada beberapa kendala penggiringan di lokasi. Salah satunya, lokasi berawa gambut sehingga petugas kesulitan mendekati gajah.

"Kemudian kurangnya dukungan dari masyarakat atau pemilik kebun," ucap Heru.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jejak Gajah

Selama di lapangan, petugas melihat ada tiga gajah liar masuk ke kebun masyarakat. Gajah itu berasal dari lansekap TNTN yang memang diperuntukkan pemerintah sebagai kawasan konservasi gajah.

"Gajah ini terdiri dari 2 dewasa dan 1 anak, posisi terakhir ada di Dusun Rantau," kata Heru.

Di kebun sawit dusun tersebut, petugas menemukan jejak gajah. Ada juga bekas tempat mandi gajah atau istirahat serta bekas tanaman sawit yang dimakan.

"Berdasarkan analisa dari mahot gajah, jejak itu masih baru dan diperkirakan gajah baru saja melintas di lokasi," kata Heru.

"Pihak terkait tengah mencari solusi terbaik soal gajah ini karena dalam dua bulan terakhir sering terjadi konflik," tambah Heru.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.