Sukses

150 Warga Pasaman Barat Terlibat Bentrok, 10 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Bentrokan antara kedua belah pihak didominasi oleh perempuan.

Liputan6.com, Pasaman Barat - Sekitar 150 orang warga Kampung Garuntang Jorong Pasir Bintungan, Nagari Aia Gadang Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat terlibat bentrok diduga akibat sengketa lahan. Setidaknya 10 orang luka-luka dalam kejadian itu dan dilarikan ke rumah sakit.

Bentrok terjadi pada, Sabtu, 18 Juni 2022, sekitar pukul 15.00 WIB. Peristiwa tersebut terjadi antara dua kelompok yakni warga Kampung Garuntang dan Kelompok Tani Bali Grup.

Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan kejadian bermula ketika hari Sabtu sekira jam 15.00 WIB, Kelompok Tani Bali Grup mendatangi posko masyarakat Garuntang untuk membersihkan lahan di lokasi tersebut.

Kegiatan itu kemudian dilarang oleh kelompok masyarakat Garuntang Pasaman Barat dan terjadi pertengkaran hingga masyarakat Garuntang menyirami air cabe ke Kelompok Tani Bali Grup.

"Sehingga terjadi bentrok fisik antara kedua belah pihak yang menyebab adanya korban luka-luka," katanya, Minggu (19/6/2022).

Ia menyebut kondisi kedua kelompok saat kejadian, Kelompok Tani Bali Grup berjumlah 100 orang dan kelompok masyarakat Garuntang sekitar 50 orang. Kedua kelompok didominasi oleh perempuan.

"Ketegangan antara dua kelompok ini sudah terjadi sejak September 2021," ujar Stefanus.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akar Permasalahan

Stefanus menyampaikan beberapa orang yang terlibat bentrok itu juga mengalami luka robek, namun pihaknya tidak mengonfirmasi bentrokan tersebut menggunakan senjata tajam atau tidak.

"Yang luka itu ada tiga orang dari Kelompok Tani Bali Grup, kemudian dari warga Kampung Garuntang sebanyak tujuh orang, semuanya sudah mendapat perawatan di rumah sakit," jelasnya.

Kemudian, ia juga menjelaskan adanya pemicu permasalahan tersebut juga berkemungkinan disebabkan oleh sengketa tanah antara kedua belah kelompok.

"Saya dapat informasi, mungkin ada awalnya ada sengketa tanah itu, tapi bentrok terjadi karena dilarang bersihkan lahan itu. (Saling klaim tanah) mungkin merasa seperti itu," tuturnya.

Kasus tersebut, menurut Stefanus sudah ditangani oleh pihak polres setempat dan kondisi sudah kembali kondusif.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.