Sukses

Balada Perkawinan Dini dan Bocah-Bocah Kerdil di Garut

Dalam pelaksanaanya, program itu berlangsung rentak di 421 desa dan 21 kelurahan sejak 1 Juni 2022 lalu, dengan melakukan pengawasan terhadap anak-anak yang sudah lahir baik neo-natal termasuk balita.

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat terus berupaya menekan kasus stunting alias balita kerdil, dalam gerakan bersama program ‘Bulan Pencarian Balita Stunting 2022’.

“Kita menggerakan segala daya upaya yang dipilih pemerintah daerah termasuk TNI/POLRI mengikuti kegiatan ini di 421 desa (dan) 21 kelurahan,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, bulan pencarian balita stunting 2022 merupakan respons pemda Garut, atas laporan survei Kementerian Kesehatan RI yang menyatakan data stunting di Garut hingga 35 persen.

“Setelah itu ada strateginya bagaimana yang dilakukan mulai dari menghindari perkawinan usia dini ya,” kata dia.

Dalam pelaksanaanya, program itu berlangsung rentak di 421 desa dan 21 kelurahan sejak 1 Juni 2022 lalu, dengan melakukan pengawasan terhadap anak-anak yang sudah lahir baik neo-natal termasuk balita.

“Dan yang lebih penting itu adalah mereka yang beresiko stunting dari mulai yang bersangkutan hamil,” papar dia.

Dari data itulah ujar Rudy, pemda Garut segera menyusun  program turunan dalam penanganan kasus stunting di Garut, mulai perbaikan rumah hingga penguatan gizi bagi anak penyandang stunting.

“Setelah itu masalah segi kesehatannya PIS PK-nya (Program Indonesia Sehat Berbasis Keluarga) nya dioptimalkan,” ujar dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendataan Balita Stunting

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Bencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Garut, Yayan Waryana menambahkan, selain pendataan stunting tujuan lain program itu diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia.

“Semoga melahirkan generasi-generasi emas di tahun 2045 yang berdaulat maju, adil, dan makmur,” kata dia.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Garut, Maskut Farid. Untuk mendukung program itu, lembaganya telah menginstruksikan seluruh puskesmas, posyandu hingga seluruh kader, segera melakukan pendataan balita stunting alias balita cebol secara akurat.

“Nanti akhirnya di bulan Desember kita akan ada gerakan lagi untuk memastikan bahwa stunting yang saat ini terdata by name by address-nya,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.