Sukses

Arti Ogoh-Ogoh Bagi Umat Hindu di Lereng Gunung Merapi

Arak-arakan patung ogoh-ogoh menjadi momen yang paling ditunggu menjelang perayaan Nyepi.

Liputan6.com, Boyolali - Arak-arakan patung ogoh-ogoh menjadi momen yang paling ditunggu menjelang perayaan Nyepi. Umat Hindu di berbagai daerah mempersiapkan tradisi ini dengan membuat patung ogoh-ogoh beranekarupa, termasuk umat Hindu di Boyolali, tepatnya di lereng Gunug Merapi, Jawa Tengah.

Pembuatan patung ogoh-ogoh di Boyolali sendiri dipusatkan di Pura Bhuana Puja Desa Karanganyar, dibantu pemuda karang taruna dan umat Hindu setempat.

Patung ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhuta) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur serta tak terbantahkan.

Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud raksasa.

"Patung ogoh-ogoh terbuat dari bambu, kertas, dan sebagainya berbentuk raksasa mempunyai tinggi sekitar tiga meter dan sudah dikerjakan sejak akhir bulan Desember 2021 hingga sekarang," kata Agus Setiyono, Pengurus Pura Bhuana Puja Dusun Wonodadi, Desa Karanganyar, Taman Sari, Boyolali

Tahun lalu tak ada  patung ogoh-ogoh di wilayah itu lantaran pandemi Covid-19, tahun ini tradisi itu kembali digelar, meski arak-arakan dilakukan hanya untuk kalangan internal saja.

 

"Kami memulai lagi membuat patung ogoh-ogoh ini, yang jelas anak-anak muda tidak patah semangat. Namun, mereka tidak ada arak-arakan seperti acara-acara sebelumnya dan hanya untuk intern saja," katanya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proses Pembuatan

Agus menceritakan, para pemuda Hindu di lereng Gunung Merapi tersebut membuat patung ogoh-ogoh  menggunakan bambu untuk konstruksi tulangan pokok. Sementara untuk rangkanya memakai kawat D ukuran 2 milimeter dan bambu yang diraut.

Pada bagian lapisan terdalam patung untuk membentuk badan patung, memakai kawat nyamuk. Lapisan berikutnya ada styrofoam bekas dan busa tipis untuk detail tubuh.

Dia menjelaskan untuk lapisan terluar Ogoh Ogoh menggunakan tisu toilet yang ditempel menggunakan lem putih. Hal tersebut untuk menciptakan kerutan seperti kulit asli dalam penyelesaian akhir.

"Pembuatan satu patung ogoh-ogoh ini, menghabiskan anggaran sekitar lima juta rupiah bersumber dari dana swadaya umat," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.