Sukses

Tak Jadi Dimakan, Nelayan Gorontalo Lepas Penyu Hijau yang Hampir Punah

Nelayan bersama BKSDA wilayah II Gorontalo melepas kembali penyu hijau yang rencananya akan dikonsumsi warga.

Liputan6.com, Gorontalo - Penyu hijau yang nyaris jadi santapan warga akhirnya dirilis kembali oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Gorontalo. Penyu tersebut kembali dilepasliarkan ke habitatnya di perairan laut Teluk Tomini, Senin (31/1/2022).

Hewan dengan nama latin Cheloniidae ini, sebelumnya ditangkap nelayan Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo, dan rencananya akan dikonsumsi. Namun oleh pihak BKSDA hewan tersebut langsung disita dan dikarantina.

Setelah dikarantina selama beberapa hari, kondisi kesehatan hewan tersebut terlihat mulai pulih dan siap untuk dilepasliarkan lagi. 

Menurut Kepala Seksi BKSDA Wilayah II Gorontalo Samsudin Hadju, pelestarian penyu hijau ini merupakan salah satu upaya penyelamatan hewan tersebut dari kepunahan.

"Penyu di kawasan pesisir pantai Gorontalo kian terancam dengan adanya aktivitas nelayan," kata Samsudin.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbauan ke Nelayan

Samsudin mengatakan, kurangnya pemahaman nelayan terkait dengan satwa laut yang dilindungi membuat penyu hijau ini kerap menjadi santapan. Belum lagi penggunaan bom dan pukat harimau juga menjadi ancaman habitat mereka.

"Memang terancam juga ketika ada nelayan yang tidak tahu bahwa satwa ini dilindungi. Jadinya mereka konsumsi," tuturnya.

"Belum lagi kalau ada penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, akan mengancam juga habitat mereka," katanya lagi.

Ia berharap, nelayan yang ada di Provinsi Gorontalo selalu berkoordinasi dengan pihak BKSDA saat menangkap satwa laut yang bukan target tangkapan. Sebab, saat ini banyak hewan laut yang dilindungi jadi dijual dan dikonsumsi secara massal.

"Saya kira kalau bukan tangkapan, tolong dilepasliarkan lagi. Kita jaga habitat mereka sebagai kekayaan ekosistem laut  teluk tomini," ia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.