Sukses

Baru 5 Hari Menjabat, Gubernur Sulteng Didemo Warga Penyintas Bencana

Baru lima hari menjabat, Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura langsung didemo oleh puluhan warga penyintas bencana, di kantornya.

Liputan6.com, Palu - Baru lima hari menjabat, Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura langsung didemo oleh puluhan warga penyintas bencana, di kantornya, Senin (21/6/2021).

Puluhan warga yang datang berunjuk rasa di Kantor Gubernur Sulteng itu merupakan penyintas gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala, September 2018 silam, yang hingga lebih dari dua tahun belum mendapatkan hak-hak mereka. Sebelumnya mereka berjalan kaki sepanjang 20 kilometer dari kecamatan Banawa, Donggala ke kantor gubernur.

Di depan Gubernur Sulteng yang baru, Rusdy Mastura, warga meminta pemerintah daerah memberi kejelasan perihal janji pemberian dana stimulan serta hunian tetap yang belum juga mereka terima.

"Kami dijanjikan kalau ada tanah sendiri bisa dibangunkan rumah di tanah itu, tapi nyatanya tidak ada," kata salah satu pengunjuk rasa asal Desa Pesua, Erlia.

Saat ini, kata pengunjuk rasa, sebagian besar warga dari Kecamatan Banawa, Donggala yang menjadi korban bencana sudah keluar dari hunian sementara dan membangun hunian seadanya di lokasi bekas bencana tahun 2018 lalu.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Janji Rusdy Mastura

Menanggapi itu, Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura berjanji akan managih Pemerintah Kabupaten Donggala dan pemda lainnya tentang realisasi penyaluran dana stimulan bagi penyintas bencana. Pasalnya, penentutan penerima dana itu, kata dia, merupakan wewenang pemda yang terdampak bencana.

"Kalau ada warga yang terdampak bencana belum mendapat bantuan, saya akan bantu. Yakinlah, itu janji saya," Rusdy Mastura menegaskan di depan pengunjuk rasa.

Aksi warga dari Desa Loli Dondo, Loli Pesua, dan Loli Tasiburi, Kabupaten Donggala itu bukan pertama kali. Tuntutan yang sama sudah mereka suarakan sejak 2019, termasuk dengan memblokade jalan Trans-Sulawesi. Namun, hingga pertengahan tahun 2021 mereka mengaku belum juga mendapat kejelasan penggantian rumah mereka yang rusak bahkan hilang karena bencana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.