Sukses

Bangkitkan Pariwisata, Mandalika Bakal Gelar Kompetisi Surfing Berkelas

Mandalika Hotels Association (MHA) mencari ide kegiatan yang dapat kembali mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk datang berwisata ke kawasan Mandalika.

Liputan6.com, Jakarta - Covid-19 memukul dunia pariwisata, termasuk pariwisata Mandalika. Praktis semenjak virus Corona merebak, kehidupan wisata dan perhotelan di kawasan tersebut nyaris terhenti.

Untuk itu Mandalika Hotels Association (MHA) mencari ide kegiatan yang dapat kembali mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk datang berwisata ke kawasan Mandalika, sekaligus meningkatkan kembali perekonomian di kawasan ini. Tercetuslah ide mengadakan kegiatan kompetisi surfing berskala internasional.

Bertajuk 'MHA Open 2020 Surfing Competition', acara keren ini bakal digelar 16-18 Desember 2020 di Pantai Seger, Kawasan KEK Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Adella Raung, Direktur Promosi Wisata Minat Khusus Kemenparekraf, dalam jumpa pers mengatakan, wisatawan peselancar atau surfer cenderung mencari destinasi wisata yang sepi dan memiliki length of stay yang panjang. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang fokus pada nilai kualitas wisatawan dibandingkan kuantitasnya.

Dengan adanya kegiatan kompetisi selancar memberikan efek domino bagi perekonomian masyarakat Lombok. Juga sebagai bukti bahwa sebagai destinasi wisata, Mandalika telah siap mengadakan kegiatan berskala nasional dan internasional walaupun pandemi masih berlangsung.

MHA Open 2020 Surfing Competition sendiri rencananya akan diikuti 170 peselancar profesional, tidak hanya dari  NTB, tetapi juga datang dari Mentawai, Nias, Bali, Kupang, Jawa Barat, dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia, yaitu dari Australia, USA, Rusia, dan Afrika Selatan.

Panitia juga menerapkan protokol kesehatan bagi peserta selama di darat dan telah mengikuti rapid test sebelum kegiatan.

"Kegiatan ini juga dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk berkunjung ke Mandalika dengan protokol kesehatan," ujar Adella.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harapan Kadispar

Kadispar NTB Lalu M Faozal berharap, kegiatan ini diadakan secara berkelanjutan, "Dengan event yang sustainable, kita akan dapat meraih kepercayaan pasar wisatawan, sehingga kita dapat merasakan dampaknya langsung dalam peningkatan pariwisata di NTB," katanya.

Sementara itu, Jourena Juliet, Ketua Panitia mengatakan, persiapan yang dilakukan oleh pihak MHA hanya 3 bulan yang idealnya persiapan kegiatan selama 6 bulan.

"Kami memilih kegiatan  surfing karena Lombok selain Gili, Mandalika sebagai detinasi wisata juga memiliki kualitas ombak yang tidak kalah dengan tempat lain sebagai destinasi wisata surfing," katanya

Ketua PSOI NTB, Candra menjelaskan bahwa kegiatan lomba surfing ini akan diadakan sebanyak empat kali dalam setahun. "Agar kegiatan kompetisi semacam ini mempunyai dampak yang berkelanjutan bagi industri pariwisata di NTB maka kami akan adakan berkala sebanyak 4 kali dalam setahun," ujarnya.

Candra mengakui ada 4 lokasi di NTB yang dikenal sebagai detinasi para surfer, mulai dari Pantai Kuta, lalu kawasan pantai di Kabupaten Lombok Barat dan Utara, seperti  Pantai Bangko-Bangko dan Pantai Sengigi. Dilanjutkan dengan kawasan di Kabupaten Sumbawa Barat  ada 5 lokasi salah satunya Pantai Yoyo. Terakhir di Pantai Lakey di Kabupaten Dompu.

Diharapkan dalam kegiatan MHA Open 2020 Surfing Competition akan mendatangkan banyak wisatawan lokal, Nusantara maupun mancanegara, ditamnah dengan adanya kegiatan bazar akan smekain menggeliatkan para pelaku UMKM di Lombok Tengah.

Candra mengimbau kepada masyarakat agar mendukung situasi perlombaan yang kondusif dengan bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan

Terkait acara ini, Tipi Jabrix, Sekjen PSOI memastikan para juri dalam kompetisi ini adalah para juri profesional yang telah memiliki sertifikat dari ASC (Association of Surfing Competition). 

"Para juri nanti akan menilai dari faktor speed, flow, power dan combination," kata Tipi.

Dede Suryana, atlet profesional yang mewakili tim dari Jawa Barat mengingatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan. "Saya berharap dalam kompetisi ini kita menjaga kebersihan pantai, laut dan daratnya, karena ini tempat bermain kita dan sebagai destinasi wisata, wisatawan akan terus Kembali datang jika tempat ini bersih dan nyaman," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.