Sukses

Demo di DPRD Jabar Ricuh, Polisi: Bukan Mahasiswa dan Buruh

Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung menyatakan, massa aksi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, bukan dari kalangan mahasiswa dan buruh.

Liputan6.com, Bandung Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung menyatakan, massa aksi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, bukan dari kalangan mahasiswa dan buruh. Pihak kepolisian masih mengidentifikasi pelaku yang membuat aksi unjuk rasa berujung kericuhan.

Diketahui, aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) di Gedung DPRD Jabar, berakhir ricuh. Pihak kepolisian akhirnya membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan water canon.

Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya menyebut massa yang melakukan tindakan anarkis bukan dari kalangan mahasiswa maupun buruh. Pada siang hari, memang ada sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bandung melakukan demo. Namun, sejak sore hingga malam hari para pedemo terlihat bukan lagi dari elemen mahasiswa.

"Bukan massa buruh, bukan massa mahasiswa. Tadi, setelah mahasiswa melakukan demonstrasi, ada massa lain yang datang ke DPRD untuk melakukan unjuk rasa lagi. Diperkirakan dari kelompok lain yang bukan mahasiswa," katanya, Selasa (6/10/2020).

Ulung mengatakan, massa aksi yang bergerak sore hari memicu aksi dorong-dorongan di depan Gedung DPRD Jabar. Mereka ingin menguasai gedung DPRD Jabar tersebut.

Namun demikian, Ulung mengaku pihaknya masih mendalami siapa-siapa yang ikut terlibat dalam demonstrasi. "Mereka tadi dorong-dorongan dengan anggota dan berupaya menguasai gedung dewan, serta melakukan pelemparan. Sekarang masih kita dalami," ujarnya.

Ia berkata, petugas membubatkan massa karena berdasarkan aturan, unjuk rasa tidak melebihi pukul 18.00 WIB.

"Yang pertama sudah melewati jamnya. Terus yang kedua mereka sengaja memancing petugas agar petugas emosi. Ada aksi pelemparan, setelah hitung tahap satu, dua, tiga, kita maju ke depan," ungkapnya.

Dalam pengamanan demonstrasi ini, polisi menerjunkan 650 personel untuk mengawal demo yang dilakukan buruh dan mahasiswa. Sekitar pukul 20.00 situasi di depan Gedung DPRD Jabar tepatnya di Jalan Diponegoro sudah berangsur kondusif.

 

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tangkap 10 Orang

Aksi unjuk rasa menolak imbas dari disahkannya Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan Kantor DPRD Jabar yang berakhir ricuh, sebanyak 10 orang yang diduga berasal dari kelompok pemuda berpakaian hitam-hitam ditangkap polisi.

"Ya, ada 10 orang yang kita amankan," ujar Ulung.

Ulung menuturkan, ke-10 orang yang ditangkap oleh jajaran Tim Prabu dan Satreskrim Polrestabes Bandung akan diperiksa oleh pihaknya terkait keterlibatan mereka dalam aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law yang berakhir ricuh.

"Kita akan lakukan pemeriksaan terhadap mereka dan dari kelompok mana mereka berasal," ujarnya.

Dalam demonstrasi tersebut, Ulung mengatakan bahwa massa melempari Gedung DPRD Jabar dengan batu dan merusak sebuah mobil polisi.

"Untuk mobil polisi nanti kita perbaiki. Yang penting massa sudah bisa kita kendalikan dan mereka bubar," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.