Sukses

Pasien Covid-19 Meningkat, Bali Tambah 1.025 Tempat Tidur Isolasi di 55 RS

Jumlah pasien Covid-19 yang terus meningkat di Bali memaksa pemprov setempat menambah 1.025 tempat tidur isolasi Covid-19 pada 55 rumah sakit.

Liputan6.com, Bali - Jumlah pasien Covid-19 yang terus meningkat di Bali memaksa pemprov setempat menambah 1.025 tempat tidur isolasi Covid-19 pada 55 rumah sakit, termasuk rumah sakit rujukan, non rujukan dan swasta."Kami sudah lakukan upaya penambahan kapasitas tempat tidur isolasi sehingga mulai kemarin menjadi 1.025 tempat tidur. Di samping itu dilakukan distribusi pasien sesuai level berat hingga ringannya kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya, dikutip Antara, Jumat (11/9/2020).Suarjaya mengatakan, untuk jumlah rumah sakit dengan ruang isolasi Covid-19 yang penuh saat ini kondisinya berubah tiap saat.

"Jadi sekarang bukan menambah lokasi, tapi tempat tidurnya ditambah di RS untuk melayani Covid-19. Sedangkan untuk tenaga medis dilakukan pergeseran interna rumah sakit sesuai kebutuhan pelayanan," katanya.Ia menjelaskan dengan meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 di Bali, maka Pemerintah Provinsi Bali, khususnya Dinas Kesehatan telah membentuk tim manajemen untuk distribusi rujukan yang baik, sehingga perkembangan pasien dapat diatur.

"Jadi pasien dengan gejala berat itu didistribusikan ke RSUP Sanglah sedangkan pasien yang sedang ke RS PTN Unud, termasuk Bali Mandara dan rumah sakit daerah, kalau ringan ke rs lainnya," katanya. Saat ini ada 55 rumah sakit di Bali yang mampu menangani Covid-19. Penanganan lainnya juga dilakukan dengan menambah tempat tidur di 55 rumah sakit wilayah Bali dan menggalakkan donor darah untuk terapi plasma konvalesen.

Selain RSUP Sanglah dan RS PTN Unud, kini Rumah Sakit Bali Mandara juga disiapkan untuk melakukan terapi plasma konvalesen. Menurutnya, saat ini butuh SDM, alat donor, sistem terapi dan perlu anggaran untuk pengadaan ini. "Kami juga terus mengedukasi mereka yang sudah sembuh Covid-19 kemudian kita siapkan di setiap tempat karantina dan rumah sakit ketika ada yang bersedia untuk donor. Masalah yang ditemukan itu tempat pendonor yang jauh, sedangkan tempat tes plasma ini yang mampu untuk mengambil ada dua di UTD PMI dan Badung, sehingga harus memobilisasi ke rumah masing-masing dengan dukungan Pemprov, Pemkab, dan kolaborasi TNI Polri," ucapnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.