Sukses

Rapid Test Massal di NTT Hapus Kekhawatiran Warga

Untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (covid 19) diwilayah kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Tim Satuan Tugas Covid-19 melakukan rapid test terhadap eks ijtima ulama dan jemaah tablig.

Liputan6.com, Kupang - Untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (covid 19) di wilayah kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Tim Satuan Tugas Covid-19 melakukan rapid test terhadap peserta ijtima ulama Gowa.

Pantauan Liputan6.com, Minggu (3/5/2020), sekitar pukul 08.30 Wita, tim kesehatan Covid-19 Sikka melalui pelabuhan Lorens Say Maumere, menggunakan kapal cepat Sea Raider milik Lanal Maumere.

Di desa Parumaan, tercatat 8 orang jemaah tablig peserta ijtima ulama dunia zona asia di Gowa. Selain itu, terdapat juga 2 orang berada di Desa Gunung Sahari.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus menjelaskan, dalam penyisiran hari pertama pada Jumat 1 Mei 2020, diketahui ada 18 peserta ijtima Gowa di Kota Maumere dan 10 orang di Nangahale.

"Setelah dilakukan rapid test diketahui ada 7 eks Gowa di Kota Maumere yang reaktif, dan 3 orang di Nangahale yang reaktif. Maka total yang reaktif dari klaster Gowa sebanyak 10 orang," kata Petrus.

Saat ini, semua jemaah tablig di Kabupaten Sikka telah menjalani karantina terpusat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rapid Test Claster Gowa dan Eks KM Lambelu

Sebanyak 29 orang warga di lima desa kepulauan baik eks penumpang KM Lambelu, maupun klaster Gowa, antusias mengikuti pemeriksaan rapid test oleh Satgas Covid 19 Kabupaten Sikka, dilakukan di UPT Puskesmas Gunung Sari.

Sebelum menjalani rapid test, seluruh pelaki perjalanan eks KM Lambelu, maupun Cluster Gowa, terlebih dahulu, disemprot antiseptik oleh petugas.

Salah seorang pelaku perjalanan eks KM Lambelu mengapresiasi langkah pemerintah yang sudah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh pelaku perjalanan di wilayah itu.

"Walaupun kami sudah menjalani karantina mandiri, selama 14 hari, tetapi kami berterima kasih karena petugas masih melakukan pemeriksaan kesehatan ulang," katanya.

Ia mengakui dalam perjalanan setelah mengikuti kegiatan keagamaan di Gowa, Sulawesi Selatan, rombongan jamaah sudah melalui pemeriksaan oleh KKP pelabuhan. Bahkan, sudah menjalani 14 hari karantina mandiri di rumah masing-masing.

Hal yang sama disampaikan NW (19) warga Parumaan, yang merupakan pelaku perjalanan dengan transportasi udara dari Jawa ke Maumere. NW mengakui Jawa hampir seluruhnya daerah pandemi Covid 19. Hal itu membuat dia bersama kawan-kawannya kembali ke Maumere.

"Kami mondok di salah satu pesantren di Jawa Tengah. Kami diliburkan karena Covid 19. Makanya memilih pulang kampung," ujarnya.

Kepala Desa Parumaan, Muhdir, mengaku 14 santri di wilayahnya baru kembali dari Jawa Tengah. Sebelum kembali, ke 14 santri tersebut, mondok di Pesantren Sirojul Mukhlasin II di Desa Kerincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Sebanyak 14 santri yang pulang dengan pesawat dari Magelang Jawa Tengah. Semua melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing, selama 14 hari," kata Muhdir.

Seluruh biaya selama masa karantina mandiri, termasuk biaya makan minum, diambil dari anggaran dana desa. Sebagai kepala desa, ia mengapresiasi langkah pemerintah yang sudah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap warganya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.