Sukses

Corona Covid-19, NTT Masih Kaji Untung Rugi PSBB

Juru Bicara Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk Penanganan Covid-19, Marius Ardu Jelamu mengatakan NTT belum memenuhi persyaratan untuk mengajukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Liputan6.com, Kupang - Juru Bicara Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk Penanganan Covid-19, Marius Ardu Jelamu mengatakan NTT belum memenuhi persyaratan untuk mengajukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Kita masih mengadakan kalkulasi keuntungan dan kerugian, mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, epidemologis, budaya dan aspek lainnya,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (15/4/2020).

Menurut Marius, beberapa syarat untuk mengajukan PSBB ialah pandemi korona menyebabkan kematian yang banyak dan eskalatif, serta kejadian itu mirip dengan kejadian di negara-negara atau provinsi yang yang terpapar virus corona.

Ia mengatakan, saat ini, NTT tetap menjalankan protokol pemerintah dengan mengontrol ketat pintu-pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan laut, serta menerapkan social distancing, physical distancing, penyemprotan disinfektan, cuci tangan pakai sabun dan hand sanitizer dan wajib mengenakan masker.

"Sambil melihat perkembangan ke depan, sementara belum ke arah itu (PSBB),” tandasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Distribusikan 2.220 Alat Rapid Test Covid-19 ke Daerah

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat ini telah mendistribusikan 2.220 alat rapid test bantuan pemerintah pusat untuk mempercepat pendeteksian dini terhadap penderita virus coronajenis baru penyebab COVID-19 di kabupaten/kota di provinsi NTT.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dominikus Minggu Mere, mengatakan, bantuan alar rapid test telah didistribusikan ke semua rumah sakit milik pemerintah di daerah itu.

"Alat rapid test ini sudah dikirim melalui para kepala rumah sakit yang datang mengikuti pelatihan penanganan pasien COVID-19 di Kupang," katanya kepada wartawan, Rabu (15/4/2020).

Ia mengatakan, saat ini masih tersisa 180 alat rapid rest yang masih diamankan Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur untuk didistribuskkan ke Kota Kupang yang memiliki jumlah ODP, termasuk tinggi di daerah itu.

Dia juga menjelaskan, distribusi alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis kesehatan juga telah dilakukan untuk semua kabupaten/kota.

"Kami sudah mengirim melalui posko masing-masing kabupaten/kota sebanyak 50 APD dan 20 buah alat untuk pemeriksaan swab pada laboratorium di rumah sakit di NTT," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.