Sukses

Cerita Para Penggali Kubur di TPU Cikadut Memakamkan Jenazah Pasien Covid-19

Petugas penggali dari UPT3 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut itu berada di garda depan dalam menguburkan jenazah korban virus Corona (Covid-19).

Liputan6.com, Bandung - Lebih dari satu pekan ini, Beni Subakti, bekerja lebih keras dari biasanya. Petugas penggali dari UPT3 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut itu berada di garda depan dalam menguburkan jenazah korban virus Corona (Covid-19).

Awalnya, Beni sempat merasa takut saat pertama kali memakamkan jenazah yang terjangkit virus Corona. Namun berbekal pengetahuan dan persiapan yang cukup, ketakutan itu perlahan sirna.

“Dua hari awal kepikiran terus mau pulang ke rumah juga takut. Masih kaget kalau mau nyamperin orang juga takut. Tapi setelah beberapa hari kemudian baru tenang dan dipikir-pikir kita juga sebagai muslim masih ada Allah dan dijaga imun kita tetap kuat," kata Beni di laman Humas Kota Bandung, Minggu (12/4/2020).

Kecemasan Beni mulai menghilang usai dua kali mengikuti rapid test Covid-19. Dia bersyukur hasil kedua tes tersebut juga hasilnya negatif. Padahal ia bersinggungan langsung dengan jenazah Corona.

"Sudah dites, Alhamdulillah negatif,” tuturnya.

Beni juga mengaku lebih tenang karena penguburan jenazah yang terkena virus Corona ini dirinya kini dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). Prosedur keamanan juga kembali diterapkan setelah proses pemakaman selesai.

“Sekarang dikasih hand sanitizer, pakai kacamata, pakai baju hazmat itu didobel lagi dua lapis sama jas plastik. Kalau sudah beres langsung disemprot lagi. Kalau sudah beres tinggal disimpan,” ungkapnya.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ibadah

Dalam satu kali proses pemakaman, jumlah orang terlibat bisa mencapai 18 orang. Yakni terdiri dari petugas gali kubur yang maksimal sebanyak 12 orang kemudian petugas angkut sebanyak enam orang.

“Kadang ada pendamping juga, kalau pemakaman izin ke camat, lurah dan ada warga setempat juga. Sama suka ada dari polsek dan koramil. Kalau keluarga pas pemakaman suka ada beberapa orang perwakilan,” ujarnya.

Beni bersama petugas pemakaman lainnya akan tetap bersiaga untuk melayani penguburan jenazah yang terjangkit virus Corona.

Menurutnya, jenazah terinfeksi Covid-19 tidaklah mengerikan seperti yang merebak melalui media sosial. Sebab, semua proses pemulasaraan jenazah telag melalui protokol atau tata cara pemakaman jenazah Covid-19.

“Kita akan selalu siap 24 jam pokoknya kalau dibutuhkan. Bagi kita mah ya ini buat tambahan ibadah aja,” ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.