Sukses

Cegah Corona, Papua Kekurangan Alat Pelindung Diri

Hanya ada 60 APD yang diberikan Kementerian Kesehatan untuk Dinas Kesehatan Papua.

Liputan6.com, Jayapura  – Dinas Kesehatan Papua kekurangan pakaian alat pelindung diri (APD) yang diperuntukan bagi tim medis dalam penanganan pasien virus corona.

Saat ini, Dinas Kesehatan setempat hanya memiliki 30 APD yang diperuntukan bagi rumah sakit di Jayapura, lalu di rumah sakit Biak Numfor ada 10 APD, RSUD Merauke terdapat 10 APD dan RSUD Timika 10 APD. Seluruh APD ini diberikan oleh Kementerian Kesehatan, untuk antisipasi corona.  

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dokter Aaron Rumainum menjelaskan 30-an APD di Jayapura telah dibagi ke sejumlah lembaga, diantaranya satu set APD diberikan ke petugas litbang bio medis yang bertugas membawa sampel virus corona, lalu petugas di  KKP Jayapura, KKP Merauke dan KKP Biak Numfor.  

Aaron menambahkan dengan kurangnya APD, diharapkan masing-masing kepala daerah dapat menyisihkan anggaran pembelian APD untuk digunakan pada setiap kabupaten. Idealnya, per kabupaten harus miliki 100 APD.

“Tim medis harus dilengkapi APD, sebab resiko penularan dari pasien yang ditangani lebih tinggi. Para bupati dan wali kota di Papua bisa membeli APD ini dengan harga per set sekitar Rp1 jutaan,” ujarnya, Selasa (3/3/2020).

Untuk mengantisipasi virus corona, Dinkes Papua menyediakan 3 rumh sakit rujukan yakni RSUD Jayapura, RSUD Merauke dan RSUD Nabire.

Hal lain untuk mengantisipasi corona di papua adalah setiap rumah sakit harus menyiapkan ruang isolasi, untuk gerak cepat penanganan corona, jika masuk ke Papua.  

“Rumah Sakit besar di Papua berada di Timika, Biak, Nabire, Merauke, Jayapura dan Paniai. Sejauh ini yang miliki ruang isolasi baru RSUD Jayapura. Sementara RSUD Merauke dan Nabire sedang dibuat ruang isolasinya," kata Aaron.

Aaron menambahkan sejumlah hal kongkrit telah diwaspadai dalam pencegahan virus corona masuk ke tanah Papua. Salah satunya pengawasan di setiap bandara, pelabuhan dan perlintasan jalur perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini.

Simak juga video pilihan berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.