Sukses

Petugas Halau Massa Demo Mahasiswa di Malang dengan Water Canon

Petugas menyemprotkan water canon untuk menghalau mundur massa demo mahasiswa di Malang yang hendak masuk ke dalam gedung DPRD Kota Malang

Liputan6.com, Malang - Ribuan massa Aliansi Rakyat dan Mahasiswa untuk Demokrasi menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Malang. Massa demo mahasiswa dan masyarakat sipil terlibat bentrok dengan aparat yang berjaga di depan gerbang gedung dewan.

Mereka tiba di Jalan Tugu, depan Gedung DPRD Kota Malang sejak pagi. Gelombang massa demo mahasiswa terus berdatangan sampai siang tadi dari berbagai perguruan tinggi. Berbagai poster dan spanduk berisi protes ke DPR dan pemerintah turut mereka bawa.

Mereka berorasi memprotes berbagai regulasi yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Perwakilan DPRD Kota Malang keluar untuk menemui massa aksi. Usai dialog, pimpinan dewan itu kembali masuk. Namun massa menginginkan untuk masuk ke dalam gedung dewan.

"Kami berkomitmen tidak merusak fasilitas apapun yang ada di dalam," kata koordinator aksi, In'amul Mustofa saat berdialog dengan pimpinan dewan, Selasa, 24 September 2019.

Aliansi itu berjanji akan memproses dan menegur massa aksi yang kedapatan merusak fasilitas di gedung dewan. Itu sebagai jaminan bahwa aksi akan tetap berjalan damai meski berada di gedung dewan.

Petugas kepolisian sendiri semula mengizinkan massa untuk masuk ke gedung dengan jaminan tidak ada perusakan. Namun keinginan massa demo mahasiswa untuk masuk ditolak pimpinan dewan. Mereka beralasan punya hak untuk menolak keinginan tersebut.

"Kami tadi sudah menemui demonstran dan berdialog, terus mau apalagi. Kami tidak mengizinkan massa masuk ke dalam," kata Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dihalau Mundur

Karena ditolak oleh pimpinan dewan, massa pun memaksa untuk masuk. Aksi saling dorong pagar gedung dewan antara massa demonstrasi dan aparat keamanan pun tak terhindarkan. Beberapa massa aksi tampak melemparkan berbagai benda ke arah petugas keamanan.

Begitu pagar jebol, petugas menghalau massa demonstrasi mahasiswa. 1 unit water canon menyemprotkan air ke segala penjuru, membuat massa bergerak mundur. Usai bentrok ini situasi berangsur kondusif, namun massa aksi masih tetap berada di Jalan Tugu Malang.

Massa yang memenuhi Jalan Tugu Malang tampak sesekali melemparkan berbagai benda ke arah gedung dewan. Polisi tampak hanya berjaga di dalam gedung dan membiarkan massa. Situasi akhirnya benar-benar berangsur kondusif.

Kapolres Malang, AKBP Dony Alexander menyerukan mahasiswa untuk tidak berbuat anarkis dan berhati-hati agar tidak disusupi provokator.

“Silakan berunjuk rasa, tapi tapi mari sama-sama bisa saling menjaga situasi agar Malang tetap kondusif,” kata Dony melalui pelantang.

Seorang anggota kepolisian tampak terluka pada pelipis kanan bawah mata karena kena lemparan. Seorang jurnalis dan seorang videographer cedera ringan. Belum bisa dipastikan apakah ada korban dari kelompok massa demonstrasi mahasiswa.

3 dari 3 halaman

Aksi Ketiga

Aksi demonstrasi di Malang ini sudah tiga hari berturut-turut. Tuntutan mereka tetap sama, memprotes kebijakan pemerintah dan DPR yang dinilai merugikan. Berpotensi mematikan demokratisasi di Indonesia.

Mereka menuntut Presiden Jokowi menerbitkan Perppu mencabut UU KPK hasil revisi dan UU Sumber Daya Air. Serta mencabut RUU KUHP, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.

Serta RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan RUU Masyarakat Adat dan lainnya. Massa juga menyerukan menghentikan pendekatan militeristik terhadap konflik papua. Sampai siang ini massa dari berbagai elemen organisasi mahasiswa terus berdatangan ke depan gedung dewan.

Aparat keamanan juga tetap bersiaga di tempat tersebut. Wakil Kepala Polda Jawa Timur Brigjend Pol Toni Harmanto juga tampak di area gedung wakil rakyat. Namun sejauh ini orang nomor dua di kepolisian Jawa Timur itu belum memberikan pernyataan apapun.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.