Sukses

Gawat, Ribuan Ulat Batang Ganas Mengintai Puluhan Hektare Sawah di Garut

Serangan hama ulat batang mampu merontokan pagi siap panen milik petani.

Liputan6.com, Garut - Puluhan hektare padi siap panen di Kampung Panawuan Kelurahan Sukajaya Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat terancam gagal panen, akibat serbuan ribuan hama ulat batang (Scirpophaga incertulas). Petani pun meradang.

Endi Ruswandi (53), salah seorang petani di kampung Panawuan mengatakan, serangan hama ulat terjadi sebelum masa panen yang akan dilakukan petani tiba.

“Serangan hama biasanya menyerang bagian batang pohon hingga gagal panen,” ujar dia, Jumat (6/9/2019).

Menurutnya, serangan hama ulat batang baru pertama kali terjadi, dengan kerugian yang lebih besar dibanding serangan hama tikus.

“Padi yang belum matang langsung diserang, lalu dibuang begitu saja, sehingga banyak padi yang tercecer dan hapa (tidak berisi),” kata dia.

Akibatnya, puluhan petani pun meradang, akibat hasil panen gabah padi yang mereka peroleh turun dratis.

“Biasanya hasil panen sawah saya bisa mencapai 1 ton lebih, namun saat ini hanya 7 kuintal,” kata dia.

Untuk menanggulangi kerugian yang lebih besar, akhirnya para petani memanen gabah lebih awal dari perkiraan semula.

“Kita ini balapan panen sama hama ulat, kalau ga cepat bisa habis dimakan ulat,” ujar Ami (44), petani lainnya.Hama ulat batang menyerang lahan padi milik petani di Garut (Liputan6.com/ Jayadi Supriadin)Ami menyatakan, serangan hama ulat terbilang kilat, sehingga dalam satu malam mampu merontokan ratusan batang padi berisi gabah siap panen.

“Satu malam saja ditinggal hampir satu lahan sawah habis diserang hama,” ujar dia.

Dengan kondisi itu, keduanya berharap pemerintah Garut segera turun tangan memberikan bantuan penanggulangan hama batang tersebut.

“Kita sudah laporkan ke Dinas Pertanian tapi sampai saat ini belum ada tanggapan yang serius,” kata dia.

Selain itu, sebagai salah satu beras unggulan di Garut, pasokan beras Panawuan cukup besar dalam memenuhi kebutuhan masayarakat, sehingga serangan itu cukup merugikan.

 “Beras Panawuan itu sudah terkenal sama halnya dengan beras Cianjur,” ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini