Sukses

Akhir Tragis Pencari Suaka Asal Afganistan di Rudenim Manado

Sajjad bersama keluarganya sudah tinggal selama 9 tahun di Rudenim Manado. Dia bahkan berkuliah di Fakultas Teknik Unsrat Manado pada 2018 silam.

Liputan6.com, Manado - Perjalanan hidup Sajad Jacob (24), pencari suaka asal Afganistan akhirnya harus berakhir. Setelah membakar dirinya, Rabu, 6 Februari 2019 di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado, dan sempat dirawat di RS Prof Kandou Manado, Sajad akhirnya meninggal dunia, Rabu, 13 Februari 2019, sekitar pukul 14.58 Wita.

"Kami sudah mendengar informasi bahwa Sajjad sudah meninggal dunia di rumah sakit," ujar Kepala Rudenim Manado Arthur L Mawikere.

Dia mengatakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan keluarga untuk penanganan jenazah termasuk pemakamannya.

Jenazah Sajad dibawa oleh keluarga dan sahabatnya dari RS prof Kandouw dan disemayamkan di kompleks Masjid kampus Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.

Diketahui pada Rabu pekan lalu, Sajad melakukan aksi bakar diri. Hal itu dilakukan sebagai upaya mereka memperjuangkan hak menjadi status sebagai pengungsi.

Sajjad bersama keluarganya sudah tinggal selama 9 tahun di Rudenim Manado. Dia bahkan berkuliah di Fakultas Teknik Unsrat Manado pada 2018 silam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekan-Rekan Kampus Melayat

 

Sejak sore hingga malam ini, ratusan mahasiswa memadati kompleks masjid kampus Unsrat Manado yang terletak di ruas jalan utama menuju kantor pusat universitas tersebut. Sudah sejak pukul 17.00 Wita, jenazah Sajad disemayamkan di salah satu ruangan di kompleks masjid.

"Semasa kuliah di Fakultas Teknik, dia biasa-biasa saja. Seperti halnya mahasiswa yang lain," ungkap Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Unsrat, Markus Umboh.

Markus bersama beberapa staf dari Fakultas Teknik Unsrat ikut melayat ke kompleks masjid tersebut.

Semasa kuliah, Sajad dikenal aktif di organisasi kemahasiswaan. Salah satunya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manado. "Sajad eksis dalam berbagai kegiatan di HMI. Karena dia ikut pengaderan di HMI Cabang Manado," ungkap Iman Karim, Ketua Umum HMI Cabang Manado.

Iman mengatakan, kawan-kawan mahasiswa baik di Fakultas Teknik maupun di HMI ikut mengawal dan mengantar jenazah sejak dari RS Kandou hingga disemayamkan di kompleks masjid kampus. "Kami juga ikut melakukan advokasi sejak adanya aksi bakar diri. Termasuk berkoordinasi dengan pihak imigrasi," ujar Iman.

Terkait pemakaman jenazah Sajad, direncanakan pada Kamis, 14 Februari 2019, di Kelurahan Perkamil Manado. "Kami sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga, dan kampus. Besok pagi jenazah akan dibawa ke pemakaman di Perkamil. Rudenim Manado menangani ini," ujar Kepala Tata Usaha Rudenim Manado, Muhamad Suma.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.