Sukses

Detik-Detik Evakuasi Kapal Raksasa Tanpa Awak yang Terdampar di Pantai Keramat

Ketinggian permukaan laut dan kondisi cuaca amat berpengaruh terhadap proses evakuasi kapal raksasa tanpa awak yang terdampar di Pantai Pemalang.

Liputan6.com, Pemalang - Sebuah kapal raksasa selama tiga hari ini teronggok tak bergerak di pantai sekitar kompleks Makam Syeh Maulana Syamsudin, Widuri, Pemalang, Jawa Tengah.

Senin dinihari (28/1/2019) lalu, tongkang ini hanyut dan terdampar di pantai yang berdekatan dengan makam keramat tersebut. Belakangan diketahui, kapal tongkang ini milik PT Pancaran Jakarta.

Kasat Polair Polres Pemalang, AKP Sunardi mengatakan kapal raksasa sepanjang 115 meter ini sebenarnya bertolak dari Indramayu dan tengah berlayar menuju Samarinda, Kalimantan Timur bersama dengan kapal induk atau tug boatnya Kapala TB 611 Pancaran.

Nahas, sesampai di perairan utara Pemalang, gelombang tinggi dan cuaca buruk menyebabkan tali penggeret membelit baling-baling kapal induknya dan putus.

Kapal tongkang dan induknya sama-sama terombang-ambing di laut lepas. Bedanya, kapal tongkang terdampar di Pantai Pemalang, adapun induknya TB 661 Pancaran terdampar lebih ke timur, Pantai Batang.

Karenanya, saat ditemukan terdampar di Pantai Desa Widuri Pemalang, kapal raksasa ini ini benar-benar kosong melompong. Tanpa awak, pun tanpa muatan.

Dari dokumen yang ada, kapal raksasa tanpa awak ini bernomor lambung PST.115 Batam/GT. 4334 /6382i PPM 2014/300 Feet. Panjang kapal 115 meter dan nomor Syahbandar 3831/VI tanggal 28-01-2019.

"Karena ABK-nya kan sama-sama terombang-ambing di laut. Jadi tidak bisa melaporkan," ucap Sunardi kepada Liputan6.com beberapa hari lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Drama Evakuasi

Usai memastikan kepemilikan kapal raksasa ini, kepolisian merencanakan evakuasi. Tak mudah memang untuk mengevakusi kapal berukuran 115 meter ini. Pasalnya, sebagian lambung kapal terbenam pasir pantai.

Butuh waktu tepat untuk mengevakuasi kapal berukuran besar ini agar kembali ke laut lepas. Ketinggian permukaan laut dan kondisi cuaca amat berpengaruh terhadap proses evakuasi.

Tepat tiga hari usai terdampar di Pantai Pemalang, Kapal Tongkang PST 115 Batam coba dievakuasi. Antara Rabu siang hingga Kamis, diperkirakan puncak tertinggi pasang laut terjadi pada Kamis dinihari.

TB 661 Pancaran yang telah selesai diperbaiki di Batam kembali ke Pemalang untuk menarik tongkang ini. Satu perahu sopek nelayan Sugihwaras, Pemalang juga membantu evakuasi.

Proses evakuasi kapal tongkang membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam. Dimulai sekitar pukul 02.30 WIB, tongkang berhasil dievakuasi sekitar pukul 05.30 WIB

"Kapal tongkang ditarik menggunakan tali towing sepanjang 500 meter, pihak perusahaan juga menyiapkan I unit TB Hektor 103 Samarinda sebagai cadangan bila mengalami masalah saat evakuasi," ungkap Sunardi menjelaskan.

Setelah evakuasi kapal Tongkang PST 115 Batam Pancaran ini kembali melanjutkan perjalanan ke Samarainda, Kalimantan Timur untuk mengambil batubara.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.