Sukses

Tolak Tambang Emas Blok Silo, Warga Sandera WNA dan Staf ESDM

Ratusan warga Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember, menyandera tujuh orang yang terdiri dari WNA dan staf Dinas Energi Sumber Daya Meneral (ESDM)

Liputan6.com, Jember - Ratusan warga Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember, menyandera tujuh orang yang terdiri dari Warga Negara Asing (WNA) dan staf Dinas Energi Sumber Daya Meneral (ESDM) Provinsi Jawa Timur, Rabu (5/12/2018).

Mereka terpaksa mengamankan tiga mobil Berplat L dan B di parkiran sekitar posko tolak tambang di Dusun Curah Wungkal Desa Pace. Sebab, mereka diduga sebagai investor, pengelola tambang Blok Silo.

"Saat diminta turun mobil, enam dari tujuh penumpang dalam mobil (3 WNA, 1 penerjemah, 2 staf Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur), tidak mau keluar dari mobil. Yang turun hanya sopir, menjelaskan tujuannya ke rumah Wasik Desa Mulyorejo Kecamatan Silo, untuk berinvestasi tanaman sengon," kata H Taufiq Nur Ahmadi, salah seorang tokoh masyarakat Pace.   

Mendapatkan keterangan seperti itu, kata Taufiq, warga tidak langsung begitu percaya. Dengan meminta bantuan kepada Kades Pace, meminta Wasik dihadirkan ke posko tolak tambang Blok Silo, untuk mengklarifikasi keterangan sopir, yang dinilai tidak masuk akal.     

Namun Wasik belum sampai lokasi, massa sudah berdatangan, tambah siang jumlahnya bertambah banyak. Massa bertambah emosi, karena penumpang di tiga mobil tetap bertahan, tidak mau keluar. Karena massa semakin mendekat ke mobil dan dikawatirkan terjadi aksi anarkis, maka ia segera menghubungi Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo. 

"Alhamdulillah, Kapolres segera hadir, dan enam penumpang akhirnya mau keluar dari mobilnya," kata Taufiq.      

Situasi yang memanas akhirnya berubah kondusif, warga sepenuhnya menyerahkan ke Polres Jember, untuk menangani kasus tersebut.  Pantauan Liputan6.com, setelah sampai lokasi, Kapolres Jember langsung memimpin evakuasi tujuh orang tersebut. Mereka diamankan ke mobil Dinas Polres Jember. Warga yang semula hendak menahan ke tiga mobil tersebut, akhirnya membuka jalan, setelah menjamin mereka akan diproses di Mapolres Jember.

"Percayakan kepada kami, yang penting mereka tidak balik lagi ke wilayah tambang," ujar Kapolres di hadapan massa. 

Massa yang mendapatkan jaminan itu, langsung bilang "setuju, cocok," kata mereka sambil mengajukan jempol ke arah Kapolres.      

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kronologi Penyanderaan

Kepada sejumlah wartawan, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo menjelaskan, ketujuh orang ini datang dan menginap di salah satu hotel di Jember, sejak Selasa kemarin. Namun mereka baru berangkat ke wilayah ke lokasi, melewati Desa Pace, Rabu pagi. 

"Saya menyayangkan mereka memasuki ke wilayah tersebut, tanpa memberitahu Kepala Desa dan Polsek setempat, sehingga tidak bisa membaca reaksi masyarakat," kata Kusworo.  Semoga peristiwa ini, bisa menjadi pembelajaran, bagi pemerintah atau investor yang hendak mendatangi lokasi, katanya.

Sementara staf ESDM Provinsi Jawa Timur, Darmanto, saat dikonfirmasi menjelaskan, kedatangannya untuk melakukan survei lokasi tambang Blok Silo. Hal ini juga untuk memastikan lokasi atau titik tambang emas. Rencananya, akan mengambil sampel, pada tiga titik kawasan Blok Silo.

"Dengan adanya penolakan warga seperti ini, maka sudah tidak mungkin lagi dilakukan penambangan," tuturnya. Selanjutnya ia akan melaporkan peristiwa yang terjadi itu, kepada atasannya kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur.

Hingga Rabu sore, ketujuh orang tersebut tengah menjalani pemeriksaan di Mapolres Jember. Polisi juga mengamankan tiga unit mobil dan alat keperluan survei tambang yang digunakan ketujuh orang tersebut di Mapolres Jember.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.