Sukses

Rayakan Maulid Nabi dengan Berburu Kue Tradisional Gorontalo

Liputan6.com, Gorontalo - Ada yang menarik setiap tahunnya ketika memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dalam istilah Islam disebut Maulid Nabi SAW di Gorontalo. Umat Muslim di Gorontalo merayakan Maulid Nabi dengan tradisi walima.

Tradisi walima adalah tradisi tua semasa kerajaan-kerajaan Islam tumbuh di sana. Tradisi ini dilaksanakan turun-temurun lintas generasi. Diperkirakan mulai ada sejak Gorontalo mengenal Islam, pada abad XVII, Walima merupakan tradisi lama yang hingga kini masih terpelihara dengan baik.

Tanpa ada perintah khusus, setiap mesjid di seluruh Gorontalo melaksanakan tradisi ini. Warga sekitar kompak menyiapkan kue-kue tradisional seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili yang dihias sedemikian rupa dan diarak bersama-sama menuju mesjid.

Perayaan Maulid Nabi ini dilaksanakan selama 2 pekan di mesjid yang berbeda-beda sesuai dengan jadwal.

Setelah arak-arakan sampai di masjid, seluruh masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang tua dengan sabar menunggu kue-kue itu dibagikan. Mereka rela memadati mesjid karena dipercaya makan atau kue tersebut bisa membawa keberkahan tersendiri bagi masyarakat yang memakannya.

"Tradisi walima ini setiap tahun kami laksanakan saat Maulid Nabi, paginya kami sudah memadati masing-masing masjid demi mendapatkan kue walima yang sudah didoakan dan kadang ini bisa menjadi rebutan," ujar Maryam Butato kepada Liputan6.com.

"Konon kabarnya ketika memakan sajian tesebut akan mendapatkan keberkahan mulai dari rezeki, kesehatan, hingga jodoh ketika yang belum menikah," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Daya Tarik untuk Wisatawan

Selain itu tokoh agama, Abdullah (70), mengatakan bahwa hal tersebut memang sudah berabad-abad dilaksanakan masyarakat Gorontalo.

"Sejak nenek moyang saya sudah melaksanakan tradisi ini yang diperkirakan mulai tahun 1673, saat kerajaan Gorontalo menetapkan semboyan adat bersendikan syara dan syara bersendikan Kitabullah, sejak itu tradisi walima mulai ramai dilaksanakan masyarakat Gorontalo," ungkapnya.

Selain itu, hal ini pun menjadi tontonan para wisatawan dari luar daerah, serta mancanegara. Seperti, Yuliyana Buckmen, salah seorang wisatawan asing asal Belanda yang menyaksikan langsung perayaan tersebut. Dia mengaku sangat kagum dengan festival di Gorontalo itu.

"Saya sangat bangga bisa hadir di sini dengan melihat langsung festival seperti ini, saya sangat suka Gorontalo, Gorontalo hebat," kata Yuliyana Buckmen.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.