Sukses

Tentukan Awal Ramadan, Puluhan Titik Pantauan Hilal Ada di 34 Provinsi

Pemantauan bulan menentukan awal puasa atau 1 Ramadan di antaranya dilakukan di Bukit Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Bojonegoro - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), dijadwalkan menggelar rukyatul hilal, Selasa (15/5/2018) sore. Pemantauan bulan untuk menentukan awal puasa atau 1 Ramadan 2018 (1439 Hijriah) itu dilakukan di Bukit Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.

Kepala Kemenag Bojonegoro Muhammad Syamsuri mengatakan, rukyatul hilal merupakan metode yang dilakukan untuk menentukan 1 Ramadan, atau penentuan awal puasa bagi umat muslim.

Rukyatul hilal akan dipersiapkan mulai pukul 16.00 WIB hingga Magrib. Kemenag Madiun bersama sejumlah instansi terkait akan mengikuti proses tersebut.

Syamsuri melanjutkan, tenggelamnya matahari saat Magrib akan dihitung sebagai hari ke-29. Kemudian melihat munculnya bulan sabit sebagai penentu jatuhnya Ramadan. "Bila bulan sabit muda pertama belum terlihat, maka akan digenapkan 30 hari," ucap Syamsuri.

Kemungkinan, Kamis (17/5/2018) atau lusa sudah mulai masuk awal Ramadan. Dengan demikian besok, kaum muslim sudah melaksanakan salat tarawih. Namun, untuk memastikan jatuhnya 1 Ramadan, Kemenag juga menunggu sidang isbat yang dilaksanakan di tingkat pusat.

"Hasil pengukuran hilal nanti kami laporkan kepada Kemenag pusat sebagai bahan sidang isbat. Kami merujuk putusan dari pusat," ujar Syamsuri.

Baca berita menarik dari JawaPos.com lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sore Ini Kemenag Gelar Sidang Isbat

Meski sejumlah ormas Islam telah menetapkan awal Ramadan pada Kamis (17/5/2018), pemerintah melalui Kemenag baru akan menentukan Selasa sore ini. Penetapan itu berdasar hasil pemantauan di 32 titik atau rukyatul hilal di seluruh Indonesia.

Terkait dengan adanya ormas yang sudah menetapkan awal puasa, bahkan 1 Syawal atau Lebaran, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Muhammadiyah Amin, tidak mempermasalahkannya. "Jadi, bila telah ada ormas yang menetapkan 1 Ramadan tidak menjadi masalah," katanya, kemarin, dikutip JawaPos.com.

Amin menjelaskan, berdasarkan Fatwa Majelis Ulama (MUI) Nomor 1 Tahun 2004, Kemenag diberi amanat untuk menggelar sidang isbat. Sidang isbat dilaksanakan untuk memutuskan atau menetapkan awal Ramadan, awal Syawal, dan awal Zulhijah. Kepada masyarakat umum, Amin berpesan supaya menjalankan ibadah sebaik-baiknya dan menebarkan kebaikan.

Meski belum ada keputusan resmi dari Kemenag, hampir bisa dipastikan awal puasa jatuh pada 17 Mei. Alasannya, saat dilakukan pengamatan pada 15 Mei sore, hilal tidak akan bisa dilihat.

Sebab, menurut perhitungan (hisab), sebagaimana isi maklumat Muhammadiyah, posisi hilal atau bulan muda masih berada di bawah ufuk atau hilal belum wujud. Karena hilal belum wujud, jumlah hari pada bulan Syakban digenapkan (diistikmalkan) menjadi 30 hari. Dengan demikian, 1 Ramadan atau awal puasa jatuh pada Kamis.

Untuk mendukung proses sidang isbat, Kemenag hari ini juga melakukan rukyatul hilal. Paling tidak sekitar 32 hingga 59 titik pemantauan rukyatul hilal sudah disiapkan yang tersebar di 34 provinsi. Antara lain di Tanjung Kodok di Lamongan, Pantai Serang (Blitar), Pantai Pacinan (Bondowoso), serta di Masjid Agung Jawa Tengah (Semarang).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.