Sukses

Heboh Bakso Daging Babi di Kampus Unja, Polisi Uji Sampel di 2 Kota

Kasus bakso daging babi sebelumnya pernah mencuat pada 2015 di kampus Universitas Jambi. Banyak tukang bakso kemudian tidak berjualan.

Liputan6.com, Jambi - Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jambi masih mendalami laporan dugaan penjualan bakso daging babi di lingkungan Kampus Universitas Negeri Jambi (Unja). Sampel bakso diduga mengandung daging babi dikirim ke Bogor dan Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Pengiriman sampel itu untuk memastikan kandungan yang ada di dalam bakso, apakah benar mengandung daging babi atau tidak. Pengiriman sampel ke luar daerah karena terdapat Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH).

"Karena laboratorium yang ada di Jambi saat ini ada salah satu formula yang habis," ujar Kasubdit Indagsi, Direskrimsus Polda Jambi, AKBP Guntur Saputro di Jambi, Selasa, 27 Maret 2018.

Menurut dia, hasil pengujian laboratorium di Bogor dan Bukit Tinggi itu paling cepat keluar pada Senin pekan depan.

Untuk diketahui, kasus dugaan penjualan bakso daging babi sempat bikin heboh mahasiswa di Kampus Universitas Jambi. Kasus ini bermula dari sebuah laporan yang dikirim salah satu mahasiswa S2 berinsial RSD kepada Polda Jambi pertengahan Maret lalu.

Kemudian, muncul sebuah rekaman video seorang pedagang bakso keliling ditangkap oleh tiga orang yang disebut-sebut sebagai anggota Polda Jambi. Latar video memperlihatkan penangkapan tersebut terjadi di lingkungan kampus terbesar di Jambi itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bakso Dibuat Sendiri

Peristiwa itu juga dibenarkan oleh AKBP Guntur Saputro yang juga Ketua Tim Satgas Pangan Provinsi Jambi. Ia menyatakan, meski sudah ditangkap, pihaknya tidak menahan tukang bakso tersebut.

"Dia (pembuat bakso) kooperatif makanya tidak kita tahan. Hanya diinterogasi saja, jika hasilnya positif baru diambil tindakan," ujar Guntur, Kamis, 22 Maret 2018 lalu.

Menurut dia, berdasarkan laporan yang masuk, penjual bakso yang diduga mengandung dagung babi tidak hanya satu orang. Masih ada satu orang lain lagi yang belum ditanyai.

Guntur juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpancing dengan isu yang berkembang liar di media sosial. Meski pelapor sudah menguji laboratorium, Guntur belum bisa memastikan bakso tersebut benar mengandung daging babi atau tidak.

"Kita tetap menunggu hasil pengujian dengan prosedur hukum," ucap Guntur.

 

3 dari 3 halaman

Terungkap Usai Diteliti Mahasiswa

Selain video penangkapan penjual bakso yang sempat viral. Beredar juga di media sosial laporan kepada polisi dari seorang mahasiswi S2 di Unja berinsial RSD.

Dalam laporan yang ditujukan kepada Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Jambi itu, RSD mengungkapkan kronologi pengungkapan bakso mengandung daging babi tersebut.

Ia menyebutkan ada dua pedagang yang diduga menjual bakso mengandung daging babi di lingkungan kampus Unja. Pertama, penjual bakso menggunakan sepeda motor warna biru yang berjualan di dalam Kampus Unja, tepatnya di samping gedung perpustakaan.

Kedua, penjual bakso menggunakan sepeda motor dan biasa mangkal di depan balairung atau gedung utama kampus.

"Terkait bakso yang terdapat kandungan babi tersebut, saya ketahui berdasarkan sampel bakso yang saya beli tanggal 13 Maret 2018. Kemudian, saya ujikan ke laboratorium dan hasilnya dikeluarkan pada tanggal 20 Maret 2018," tulis RSD dalam laporannya itu.

Kasus penjualan bakso diduga daging babi bukan kali ini saja terjadi di Kampus Unja. Pada 2015 lalu, mahasiswa juga dibuat heboh terungkapnya penjualan bakso diduga mengandung daging babi. Akibatnya, hampir dua bulan banyak warung bakso di lingkungan Kampus Unja tidak berjualan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.