Sukses

Aksi Menegangkan Polisi Tangkap Pembunuh Balita di Bombana

Saat akan ditangkap, pembunuh balita di Bombana itu mengamuk. Namun, aparat tak kehabisan akal.

Liputan6.com, Bombana - Polres Bombana sudah memeriksa intensif pembunuh balita di Dusun Mattirowalie, Desa Teppo, Kecamatan Poleang Timur, Kabupaten Bombana, Rabu, 14 Februari 2018. Tersangka, Awaluddin (30), diperiksa di RSUD Bombana dalam keadaan terborgol.

Sementara itu, polisi yang menembak tersangka pembunuh balita akan diberikan penghargaan oleh Kapolda Sulawesi Tenggara, Brigjen Pol Andap Budhi Revianto. Polisi tersebut diketahui bernama Aipda Marjan.

Aipda Marjan, merupakan personel di Polsek Poleang Timur. Saat kejadian, Aipda Marjan sedang berada di Polsek Poleang. Ketika itu, pelaku tengah mengamuk dan mengejar warga lainnya dengan senjata tajam.

"Senin depan Insyaallah kita berikan penghargaan kepada anggota kami yang berhasil menembak tersangka," kata Kapolda Sulawesi Tenggara.

Kapolda mengatakan, anggotanya sudah melakukan tindakan diskresi (keputusan tepat) saat melumpuhkan tersangka. Jika tidak, ada beberapa warga lain yang terancam nyawanya oleh ulah Awaluddin.

Dari video yang beredar di media sosial, Aipda Marjan mengendap di antara rerumputan sebelum menembak paha kanan tersangka pembunuh balita. Tembakan Aipda Marjan sempat gagal pertama kali karena senjata laras panjang jenis V2 yang dipakainya, sempat macet.

Di dalam video berdurasi 1.53 menit itu, Aipda Marjan sempat berusaha memilih lokasi tepat. Pasalnya, lokasi penembakan berada di tengah-tengah permukiman warga.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pelaku Sempat Menikam Warga Lain

Salah satu korban Awaluddin, Asrul (15) mengaku tiba-tiba dibanting sebelum ditikam. Korban yang ditemui di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, terlihat lemah dan tak bisa banyak bicara.

"Saya lagi praktik olahraga di atas matras di lingkungan sekolah, dia (tersangka) datang langsung tikam dada saya," ujar Asrul, Kamis (15/2/2018).

Sebelum menikam, Asrul sempat mendengar Awaluddin menanyakan namanya. Namun, Asrul tidak menggubris dan terus latihan.

"Dia tanya saya, kamu Asrul? Habis itu dia langsung tikam pakai pisau dapur," ujar Asrul lemah.

Usai menikam, menurut Asrul, tersangka berlari keluar sekolah. Rekan-rekan Asrul lalu mengejar tersangka dan meminta pertolongan warga.

Kemudian, warga berbondong-bondong mengejar tersangka. Saat dikejar itulah, ternyata selain memegang pisau dapur, di tangan tersangka sudah ada sebilah parang tajam.

Belasan warga sempat hendak mengeroyok tersangka. Namun, karena memegang parang, warga yang rata-rata hanya memegang balok kayu ciut nyalinya.

"Di situlah anggota kami datang, lalu berusaha berkomunikasi dengan tersangka secara baik-baik. Namun dia sudah tidak bisa dikendalikan, jadi kami tembak," ujar Kapolres Bombana, AKBP Andi Adnan, Kamis (15/2/2018).

Andi Adnan mengatakan, jika tersangka tidak cepat dilumpuhkan, kemungkinan jumlah korban dari warga bisa bertambah. Sebab, di dalam video sempat terlihat ada kejar-kejaran antara warga yang emosi dan tersangka yang memegang parang.

 

3 dari 3 halaman

Korban Selamat Dirujuk ke Kota Kendari

Asrul, korban penikaman yang dilakukan Awaluddin, langsung dirujuk ke RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara di Kota Kendari. Asrul yang merupakan kakak kandung balita yang dibunuh Awaluddin, mengalami luka tusuk di bawah dada bagian kanan.

Beruntung, luka yang diakibatkan tikaman pisau dapur dari rumah pelaku, tidak mengenai organ vital korban. Luka sedalam satu sentimeter hanya merobek jaringan otot korban.

"Pantauan kami, luka korban masih bisa diatasi tim dokter RS Bahteramas, korban kini sudah mulai bisa bicara meskipun tidak bisa banyak goyang," ujar Humas RSUD Bahteramas, Masita.

Sebelumnya, korban dilarikan ke Puskesmas Poleang Timur. Karena peralatan yang tidak memadai, korban lalu dibawa ke RSUD Kabupaten Bombana yang berjarak sekitar 50 kilometer.

Di rumah sakit Umum Bombana, dokter menyarankan korban segera dirujuk ke Kota Kendari yang berjarak 162 kilometer. Dalam kondisi lemah, korban dilarikan dari RSUD Bombana ke RS Bahteramas di Kendari.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.