Sukses

Kebakaran Lahan di Kawasan Gunung Rinjani Sempat Ancam Permukiman

Api yang membakar belasan hektare lahan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok, NTB, sempat menjalar menuju permukiman warga.

Liputan6.com, Lombok - Kebakaran melanda belasan hektare (ha) lahan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Diduga, api berasal dari lahan kebun dan menjalar hingga ke permukiman warga.

Kepala Balai TNGR, Agus Budi Santosa mengatakan, kebakaran tersebut terjadi pada Senin siang, 9 Oktober 2017, dengan titik awal api berasal dari lahan perkebunan di Bukit Telaga, Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun.

"Kami terima laporan dari warga setempat tentang kejadian kebakaran ini sekitar pukul 13.00 Wita. Sedangkan taksiran luar area yang terbakar sekitar 12 hektare," ucap Agus, Senin, 9 Oktober 2017.

Ia menjelaskan, api kemudian menjalar dengan cepat sejauh satu kilometer menuju ke wilayah perkampungan warga dan juga ke tebing-tebing, serta areal curam lainnya di kawasan Gunung Rinjani.

TNGR pun menerjunkan beberapa petugas pemadam kebakaran yang terdiri dari Koramil Sembalun, Polsek Sembalun, Tim Siaga Bencana Daerah (TSBD) Kecamatan Sembalun, Masyarakat Peduli Api, Masyarakat Mitra Polhut, dan warga setempat.

Alhasil, kobaran api di sekitar permukiman warga berhasil dipadamkan. Namun, api yang berada di lereng tebing hingga saat ini masih menyulut dan sulit dipadamkan karena terlalu curam dan berbahaya. "Belum bisa dipadamkan karena pertimbangan keselamatan," katanya.

Namun, Agus memastikan bahwa api tersebut tidak akan menjalar ke area puncak Gunung Rinjani. Sebab, jalur yang menuju puncak penuh bebatuan tanpa adanya pohon yang bisa menyulut kebakaran.

"Saat ini petugas pemadam sedang melakukan pemantauan di lereng bukit," Agus memungkasi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Padang Sabana Terbakar

Sebelumnya, pada Agustus lalu, kebakaran melanda sabana atau padang rumput di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Rerumputan yang sudah mengering terbakar setelah terpapar suhu panas.

Insiden kebakaran pertama kali terjadi pada Minggu, 20 Agustus 2017 sekitar pukul 16.00 Wita. Luas areal yang terbakar mencapai 9,7 hektare.

Lokasi kebakaran berada di sekitar jalur pendakian Sembalun, Kabupaten Lombok Timur atau dari Pos III ke arah Pos Ekstra Gunung Rinjani. Api berhasil dipadamkan oleh petugas sehari kemudian, sekitar pukul 03.00 Wita.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) R Agus Budi Santosa mengatakan, kebakaran di kawasan padang rumput kembali terjadi pada Selasa, 21 Agustus 2017. Lokasi kebakaran tidak jauh dari peristiwa kebakaran yang terjadi sebelumnya. Namun, luasan areal padang rumput yang terbakar pada hari kedua jauh lebih kecil dibandingkan peristiwa sebelumnya.

Penyebab kebakaran pada hari pertama, kata Budi, dicurigai bukan karena penyebab alam. Namun, untuk memastikan hal itu, pihaknya menunggu proses penyelidikan pihak kepolisian. Begitu juga dengan peristiwa kebakaran yang kedua diduga masih ada hubungan dengan peristiwa sebelumnya.

Pemicu kebakaran bisa jadi karena masih ada bara api yang kemudian dibawa angin dan mengenai rumput kering, sehingga timbul nyala api.

"Yang berhak memberikan keterangan kesimpulan penyebab kebakaran adalah polisi karena sudah ada oleh tempat kejadian perkara dan pengambilan keterangan," ujar Budi, dilansir Antara, Rabu, 23 Agustus 2017.

Saat itu, sebanyak 16 anggota tim pun bersiaga di atas pegunungan. Mereka terdiri atas delapan petugas dari BNTGR, dan delapan orang lainnya berasal dari unsur masyarakat peduli api yang sudah dibekali bekal khusus melakukan pemadaman api.

Mereka mendirikan tenda dan menginap di sekitar lokasi kebakaran untuk memastikan bahwa tidak ada kebakaran susulan lagi. Prinsipnya, lokasi kebakaran di Gunung Rinjani itu harus ditunggu. "Jika ada baera api itu diterbangkan angin kemudian mengenai rumput kering bisa terbakar lagi," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.