Sukses

Cara Sepeda Onthel Rekatkan Kekeluargaan Warga Bandung

Ribuan orang seakan menjadi keluarga baru yang dipertemukan lewat sepeda onthel.

Liputan6.com, Bandung - Seperti namanya, Paguyuban Sapedah Baheula (PSB) Bandung menaungi mereka para pecinta sepeda onthel. Anggotanya kini mencapai ribuan orang.

Tak hanya didominasi generasi tua, komunitas sepeda onthel yang sering berkumpul di Taman Vanda, dekat Balai Kota Bandung itu juga diikuti kaum muda dan wanita. Mereka menyukai alat transportasi yang pernah berjaya sekitar 1960an.

"Jumlah anggota PSB sampai saat ini ada 1.048 orang. Sekitar 250 orang di antaranya aktif," ujar Ketua PSB Bandung Yahya Johari saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu, 15 April 2017.

PSB berdiri sejak 31 Januari 2005. Komunitas pecinta sepeda lawas itu menggelar pelantikan dua kali dalam setahun.

Sebelum rutin berkumpul di sekitar Taman Vanda, mereka lebih sering nongkrong di depan Museum Geologi. Dari titik kumpul, mereka bisa menggowes sepeda onthel keliling kota, atau apabila ada undangan dari komunitas lain, mereka bersama-sama menuju tempat acara.

"Kalau ada undangan kita datangi, seperti hari ini ada acara Bandung Lautan Pangsi," ucap pria yang akrab disapa Aboy itu.

Untuk acara yang melibatkan ribuan anggotanya, PSB menggelar acara rutin setiap sekali dalam tiga tahun. Biasanya, acara itu mengundang komunitas sepeda tua dari berbagai daerah.

"Kekeluargaan di kita ini kuat sekali," kata Aboy.

Cara bergabung dengan PSB cukup mudah, yaitu dengan membayar uang keanggotaan Rp 150 ribu dan menyertakan dua lembar fotokopi KTP dan dua lembar pas foto ukuran 3x4 cm. Dari uang pendaftaran tersebut, anggota akan mendapatkan kaos, kartu anggota, jaminan sosial dan pin.

Kesekretariatan PSB Bandung beralamat di bagian belakang Museum Mandalawangsit, Jalan Lembong Nomor 38 Bandung. Besarnya jumlah anggota komunitas dimanfaatkan mereka untuk menggelar berbagai kegiatan sosial, seperti donor darah.

Selain itu, para penggemar onthel di Bandung ini juga melakukan kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan budaya, lingkungan sampai pariwisata. Misalnya, penanaman pohon, pencabutan paku di pohon-pohon, membersihkan sungai dan lain-lain.

Menurut Aboy, sepeda onthel merupakan alat perekat silaturahmi antarsesama anggota PSB. Bahkan, sepeda onthel juga menjadi sarana silaturahmi dengan penggiat sepeda onthel lainnya di seluruh Indonesia dan luar negeri, yakni International Veteran Cycle Association (IVSA).

"Tahun 2018 nanti IVSA akan bikin acara di Bali. Acaranya utamanya touring sampai balap highwheel," kata Aboy.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Merawat Sepeda Onthel

Dengan bentuknya yang antik, perawatan sepeda onthel menjadi langkah penting untuk mempertahankannya. Ketua Paguyuban Sapedah Baheula (PSB) Bandung Yahya Johari mengatakan tantangan perawatan sepeda onthel terberat adalah mempertahankan cat sepeda.

"Sebenarnya ada berbagai macam cara agar cat terawat dengan baik. Kalau sekarang pakai wax juga sudah cukup," kata Yahya yang akrab disapa Aboy.

Selain menggunakan wax, merawat sepeda onthel bisa juga memakai minyak kemiri. Cara ini memang lebih tradisional yaitu dengan menumbuk kemiri lalu digoreng sampai gosong dan diperas minyaknya.

"Masih ada juga yang fanatik pakai minyak kemiri sampai saat ini," ujar Aboy.

Selain cat, Aboy juga selalu memerhatikan perawatan jok sepeda. Karena berbahan kulit, perawatan khusus juga diberikan pada jok sepeda.

Sementara bagi Yusuf Ismail (31), onthelist, pemeriksaan rutin harus dilakukan mulai dari ban, rem, rantai dan gear sepeda. "Sebetulnya harus rajin memeriksa keadaan sepeda ya. Kalau ada yang kurang baik langsung diperbaiki sendiri atau dibawa ke bengkel sepeda," ucap Yusuf.

Yusuf mengaku harga onderdil sepeda onthel bervariasi. Untuk yang orisinil harganya memang lebih mahal. "Kalau perlu datangi bengkel yang sudah biasa jadi langganan biar tidak terlalu mahal," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini