Sukses

Truk Ngotot di Jalur Tengah Brebes-Tegal Bahayakan Mudik 2017

Lebaran lima bulan lagi, pembangunan empat flyover di jalur tengah Brebes-Tegal belum signifikan gara-gara truk. Arus mudik 2017 terancam.

Liputan6.com, Tegal - Korps Lalu Lintas Polri (Korlantas) Polri menargetkan empat flyover yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) rampung satu bulan sebelum musim mudik pada Juli mendatang.   

Keempat flyover masing-masing dua dibangun di Brebes, yakni di Dermoleng, Kecamatan Ketanggungan, dan Kretek, Kecamatan Paguyangan, dan dua di Tegal, yakni di Kesambi dan Klonengan, Kecamatan Margasari.  

"Kami targetkan pembangunan empat flyover itu rampung paling tidak satu bulan sebelum lebaran mendatang," ucap Kepala Bidang Manajemen Operasional dan Rekayasa Lalu Lintas (Jemenopsrek) Korlantas Polri, Kombes Darto Juhartono di Klonengan Tegal Jateng, Jumat, 24 Februari 2017.  

Namun, KemenPUPR justru pesimistis. Mereka menargetkan flyover baru bisa digunakan paling lambat H-10 Lebaran. "Lebih cepat lebih baik karena empat flyover itu cukup vital mengurai kemacetan panjang saat arus mudik dan balik lebaran nanti di jalur tengah," kata Darto.  

Selain menyurvei proses pembangunan empat flyover, tim Kakorlantas dan Kemenhub mendapati kerusakan parah di ruas jalan Tegal - Brebes - Purwokerto mencapai angka 80 persen.

Padahal, jalur tengah tersebut merupakan jalan utama kendaraan dari Jakarta yang akan menuju Purwokerto, Jogja, dan sekitarnya. 

"Jalan sepanjang sekitar 100 kilometer dari Purwokerto hingga ke Tegal dan Pejagan Brebes, 80 persen jalan rusak parah ini harus segera diperbaiki," kata dia.  

Kerusakan jalan, kata Darto, disebabkan jalur tersebut dilalui banyak kendaraan berat setiap harinya. Maka itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan KemenPUPR serta Kemenhub untuk membenahi kerusakan parah itu.  

"Kerusakan jalan yang parah itu ditargetkan diperbaiki atau sudah mulus pada hari sebelum Mudik Lebaran 2017," ujar dia.  

Berdasarkan pantauan, di beberapa titik jalur tengah tersebut sudah ada perbaikan jalan baik pembetonan ataupun pengaspalan. Kendala yang sama juga dihadapi dalam proses  pembangunan empat flyover.

"Kendaraan berat yang masih melintas sangat menghambat proyek pembangunan flyover. Padahal, flyover ditarget rampung sebulan sebelum mudik Lebaran," kata Darto. 

Hal senada disampaikan koordinator lapangan proyek flyover KemenPUPR, Arif Agus Setyawan. Ia mengatakan kendaraan berat yang melintas di jalur proyek flyover sangat menghambat percepatan pembangunan.

"Arus lalu lintas yang banyak dilalui kendaraan berat memang menghambat. Padahal, flyover ditargetkan fungsional H-10 Lebaran," ucap Arif.

Maka itu, ia berharap kerjasama dari lembaga terkait agar mengalihkan truk berat ke jalur lain.

"Kami minta pihak kepolisian dan Dishub ada tindakan menyikapi masih banyaknya truk berat yang melintas. Karena ini benar-benar menghambat proyek yang sudah berjalan seperti sekarang ini," ungkap dia.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Solusi bagi Truk Bermuatan Lebih dari 8 Ton

Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, Akhmad Syaifillah mengatakan pembangunan empat flyover di lokasi yang berbeda-beda menyebabkan kemacetan panjang.  

Setelah dilakukan koordinasi, pihak Kakorlantas bersama Kementerian Perhubungan sepakat untuk mengalihkan kendaraan berat atau truk lebih dari dua sumbu roda dan bertonase lebih dari delapan ton.

"Kendaraan berat dari arah Jakarta yang akan ke Jogja dan sekitarnya dialihkan ke Semarang - Magelang - Purworejo. Begitupun sebaliknya kendaraan dari Jogja akan melewati rute itu," ucap Akhmad.  

Rutenya, kendaraan dari pantura yang akan ke selatan atau Jogja dan sekitarnya hendak dialihkan ke Pemalang - Purbalingga. Namun, hal tersebut diurungkan karena faktor jalan yang kurang memadai.

"Untuk truk memang tidak direkomendasikan melalui jalur Pemalang - Purbalingga. Meskipun jalan sudah mulus, namun jalur tersebut berkelok dan naik turun," kata dia.  

Ia menyebut, jika jalur Pemalang - Purbalingga direkomendasikan untuk kendaraan kecil dan juga bus. Namun demikian, untuk bus tetap harus hati-hati.

"Kalau untuk bus, pengendaranya harus yang paham medan jalan serta lihai di jalan tanjakan dan turunan berkelok tajam. Jangan sampai ada kecelakaan seperti Bus Handoyo terulang," dia memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.