Sukses

Derita Balita Idap Gizi Buruk karena HIV/AIDS

Ayah menularkan HIV/AIDS ke ibunya sebelum sampai ke si bocah.

Liputan6.com, Padang Aro - Seorang anak dengan usia di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mendapatkan perawatan intensif karena menderita gizi buruk disebabkan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome).

"Balita ini diketahui menderita gizi buruk akibat diserang Penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada Februari 2016, dan penyakit ini didapat oleh balita dari orangtuanya," kata Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Solok Selatan, Rosa Yulfiano di Padang Aro, Selasa.

Saat ini balita itu dalam pengawasan ketat mengingat penyakit ini belum ada obatnya. Sementara kondisi balita ini tidak kunjung membaik. Virus HIV telah membuat daya tahan tubuh balita ini tidak kuat sehingga sedikit saja demam bisa berakibat fatal terhadapnya.

Sepanjang 2016 ini, kata Rosa, pihaknya mencatat sembilan balita mengalami gizi buruk, dan semuanya karena penyakit yang menyertai, termasuk yang terkena HIV AIDS.

Berdasarkan informasi, yang pertama terserang HIV/AIDS adalah ayah balita tersebut yang kemudian menular pada istrinya dan kemudian menjangkiti bayinya.

"Kita tidak menemukan balita penderita gizi buruk murni, tetapi karena penyakit yang menyertainya seperti TB maupun HIV AIDS," kata dia.

Balita penderita gizi buruk bukan hanya dari keluarga kurang mampu tetapi juga yang tergolong mampu. Salah satu balita penderita gizi buruk berasal dari keluarga mampu dan kemungkinan ia terkena karena pola asuh yang kurang baik sehingga asupan gizinya tidak bagus.

Selain gizi buruk, ditemukan 44 orang balita menderita gizi kurang yang ditangani oleh pihaknya.

"Kita melakukan sosialisasi serta memberikan makanan pendamping pada penderita gizi buruk dan gizi kurang untuk pengobatan dan pencegahan," kata Rosa.

Ia menjelaskan untuk penderita gizi buruk makanan pendamping wajib diberikan tetapi bagi gizi kurang hanya sebagai antisipasi agar tidak sampai menderita gizi buruk.

Sedangkan, pencegahan jangka panjang akan dilaksanakan program siaga gizi dan sudah dilakukan percobaan di Jorong Pinang Awan Nagari Pauah Duo Nan Batigo Kecamatan Pauah Duo.

Sementara itu, salah seorang ibu rumah tangga yang anaknya menderita gizi kurang, Hernita mengaku kesulitan memberi anaknya makan karena tidak mau sehingga berat badannya tidak bertambah.

"Bidan menyatakan anak saya di bawah garis merah karena berat badannya tidak bertambah beberapa bulan ini," kata dia.

Ia merasa khawatir dengan kondisi anaknya yang masih belum genap tiga tahun, tetapi juga kehabisan akal untuk menyiasati supaya anaknya bisa makan dan berat badannya bertambah agar tidak menderita gizi buruk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini