Sukses

Siap-siap, Tuna dan Cakalang Bakal Serbu Laut Kampung JK

Para nelayan dari kampung JK kalah bertarung dari sisi jelajah dan daya tangkap dari nelayan dari luar Bone.

Liputan6.com, Makassar - Wilayah perairan laut di kampung halaman Wapres Jusuf Kalla atau JK di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan bakal diserbu kawanan ikan tuna dan cakalang pada Juli hingga September 2016. Namun fenomena tahunan tak lantas menjamin kesejahteraan nelayan Bone.

Ini lantaran para nelayan dari kampung JK itu kalah bertarung dari sisi jelajah dan daya tangkap dari nelayan dari luar Bone. Para nelayan dari luar biasanya merupakan pengguna kapal motor yang memiliki fasilitas lengkap.

"Kita memang sangat terbatas dalam kualitas sumber daya manusia, lemahnya permodalan dan penguasaan teknologi," kata Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bone, Wahidah kepada Liputan6.com Selasa 14 Juni 2016.

"Termasuk dukungan sarana dan prasarana serta kebijakan pengembangan perikanan di Bone yang memiliki bentangan panjang pantai 130,45 km. Makanya kami usulkan permintaan 46 unit kapal ukuran 19 gross tonnage (GT) untuk nelayan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan," sambung dia.

Permintaan puluhan kapal itu ditujukan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti.

Kapal Motor

Wahidah mengatakan, tahun 2016 ini, pemerintah pusat memiliki program tiga ribu lebih unit bantuan kapal perikanan untuk nelayan di seluruh Indonesia.

Dia berharap usulan kapal tangkap ikan kepada Menteri Susi itu dapat terealisasi dalam waktu dekat. Tujuannya untuk mengoptimalkan hasil tangkapan nelayan lokal dari serbuan nelayan luar Bone.

"Sektor perikanan dapat memberikan peranan yang berarti dalam pembangunan wilayah. Dan Bone merupakan salah satu kabupaten di Sulsel yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar," sambung dia.

Wahidah mengungkapkan, banyaknya produksi perikanan, terutama perikanan laut di Bone sangat tergantung pada armada dan alat tangkap ikan yang digunakan.

"Khusus untuk perikanan laut, kapal motor merupakan sarana yang paling baik karena dapat menjangkau lebih jauh dari pantai yang umumnya terdapat banyak ikan," tutur dia.

"Sedangkan motor tempel apalagi perahu tanpa motor yang kemampuannya sangat terbatas oleh nelayan lokal hanya mampu menjangkau beberapa mil saja dari pantai," ucap Wahida.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini