Sukses

Bertemu Tokoh Agama Sulawesi, PSI Bahas Ancaman Intoleransi

Bersama tokoh agama, PSI membahas mengenai upaya menjaga persaudaraan, persatuan bangsa, di tengah gencarnya kabar bohong atau hoaks yang berpotensi memecah belah.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengadakan Solidarity Tour Sulawesi. Dalam perjalanan delapan hari, mereka bertemu sejumlah Sinode dan Keuskupan untuk membahas strategi mengatasi intolerasi.

Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengungkapkan, rute perjalanan dimulai dari Mamuju terus ke Mamasa, Palopo, Poso, Palu, dan Makassar. Di tiap kota, mereka bertemu dengan pengurus dan caleg PSI.

"Kami menyempatkan bertemu dengan tokoh agama terutama pemimpin Sinode dan Keuskupan. Kita berdiskusi mengenai ancaman intoleransi dan strategi mengatasinya," kata Antoni, Selasa, (26/2/2019).

Dalam pertemuan itu dibahas bagaimana menjaga persaudaraan, persatuan bangsa, di tengah gencarnya kabar bohong atau hoaks yang berpotensi memecah belah.

"Di Mamasa, para kader bertemu Sekretaris Umum Sinode Gereja Toraja Mamasa Yusuf Artha dan beberapa pengurus lainnya. Di Toraja, kami berdiskusi dengan Ketua Umum Ketum Sinode Gereja Toraja Musa Salusu," ucap pria yang biasa disapa Toni itu. 

Pria yang biasa disapa Toni itu juga mengatakan, di Tentena, Poso, rombongan PSI bertemu dengan lima orang dari tujuh pengurus Sinode yang dipimpin Ketum Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah Jetroson Rense.

"Saya juga bersilaturahim ke rumah Abang Damanik, mantan ketua Sinode," ujarnya.

Di Palu, rombongan PSI bertemu Ketum Sinode Gereja Protestan Indonesia Donggala Alexander Z Rondonuwu beserta pengurusnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bertemu Teman Lama

Sampai rute akhir, Makassar, rombongan bertemu Sekretaris Keuskupan Agung Makassar Pastor R.D. Paulus Tongli dan Pastor Pius Oktavianus serta Sekretaris Kerasulan Awam Keuskupan Agung Makassar Lusi Lamba.

Di sana, Toni juga bertemu dengan teman yang sudah lama tidak jumpa, Yohanna, sesama alumni Regional Interfaith Dialogue di Phnom Phen, Kamboja.

"Saya ketemu juga di sana dengan teman yang sudah lama tidak jumpa, Yohanna, sesama 'alumni' Regional Interfaith Dialogue di Phnom Phen, Kamboja sekitar tahun 2007. Di beberapa tempat saya juga bertemu dengan banyak pendeta yang tergabung di Asosiasi Pendeta Indonesia (API). Saya mengunjungi juga beberapa Paroki dan gereja-gereja lainnya," ujar Antoni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.