Sukses

Saat Debat Capres, Prabowo Dinilai Paham Beli Pesawat Bekas Tak Akan Bahayakan Prajurit

Saat debat, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo meminta capres nomor urut 2 yang juga merupakan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk menjelaskan terkait pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dari negara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Saat debat calon presiden (capres) yang digelar pada Minggu 7 Januari 2024 di Istora, Senayan, Jakarta berfokus pada enam hal, yakni Pertahanan, Keamanan, Geopolitik, Hubungan Internasional, Globalisasi, serta Politik Luar Negeri.

Dalam kesempatan itu, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo meminta capres nomor urut 2 yang juga merupakan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk menjelaskan terkait pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dari negara lain.

Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnadi pun angkat bicara.

"Kami hanya ingin menyampaikan fakta, tidak ingin mengubah dan memperdebatkan perdebatan pada debat capres semalam. Dalam perdebatan, memainkan strategi negatif, itu sah-sah saja, sama seperti yang Ganjar terapkan dalam debat," ujar Teddy melalui keterangan tertulis, Senin (8/1/2024).

Dia mengatakan, terkait pembelian pesawat bekas, Ganjar Pranowo menarasikan kasihan sama para prajurit, seolah-olah bisa membahayakan ketika menerbangkan pesawat bekas.

"Kita harus ingatkan bahwa yang namanya pesawat bekas bukan berarti pesawat rusak. Jadi kalau Ganjar bilang kasihan sama prajurit, tentu ini akal-akalan. Karena tidak mungkin ada pesawat yang tidak layak terbang, lalu dibawa terbang oleh prajurit. Tidak mungkin juga ada pesawat yang tidak layak terbang, dibeli," ucap Teddy.

Menurut dia, jangankan pesawat, misalnya mobil bekas, tentu orang normal mana pun tidak akan membeli dan mengendarai mobil rusak untuk dikendarai. Pastinya, kata Teddy, membeli mobil yang layak digunakan agar bisa dikendarai.

"Tapi tidak apa-apa, itu bagian dari strategi Ganjar untuk memframing. Senegatif apapun, itu hak beliau dan itu sah-sah saja. Tinggal biarkan masyarakat yang menilai, apakah layak atau tidak beliau melakukan framing seperti itu dalam debat," jelas Teddy.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prabowo Jelaskan Soal Alutsista Bekas dalam Debat Capres: Yang Penting Usia Pakainya

Sebelumnya, dalam sesi tanya jawab antar-calon presiden pada debat capres 2024, Prabowo Subianto diminta Ganjar Pranomo untuk menjelaskan terkait pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dari negara lain.

Dalam debat capres ketiga ini mengangkat tema terkait Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik, dan Politik Luar Negeri.

"Untuk pesawat, kapal perang, bukan soal bekas tidak bekas, tapi usia pakai. Umpamanya pesawat Mirage 2000-5 yang akan kita akuisisi itu usia pakainya 15 tahun, teknologinya bertambah ke yang lebih tinggi," kata capres nomor urut 2 ini di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 7 Januari 2024.

"Kalau beli baru, datangnya 3 tahun kemudian dan operasionalnya 7 tahun, itu kita perlu kemampuan," imbuh Prabowo Subianto.

Ganjar Pranowo pun menanggapi penyataan Prabowo.

"Awalnya saya percaya sekali, saya memahami ini, tapi kini saya meragukan. Karena saya menanyai pilot, seluruh matra hanya menerima saja. Bukan masalah bekasnya, tapi perencanaanya terlalu gegabah, keseriusan itu tidak dimunculkan," ungkap capres nomor urut 3 ini.

 

3 dari 3 halaman

Tunda Pembelian Pesawat

Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sepakat menunda pembelian 12 pesawat tempur bekas milik Angkatan Udara Qatar, Mirage 2000-5. Penundaan ini menyusul keterbatasan fiskal pemerintah untuk mendukung pembelian pesawat tempur bekas pabrikan Prancis tersebut.

"Setelah rencana ini dibuat dan disepakati pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertahanan, Pak Menhan menunda pembelian Mirage 2000-5 karena kapastas fiskal kita belum bisa mendukung pembelian Mirage 2000-5," kata Juru Bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak.

"Kenapa ditunda? Karena kapasitas fiskal kita belum mendukung untuk ini segera direalisasikan," sambungnya.

Dahnil menjelaskan pembelian pesawat Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara Qatar sedianya untuk mengisi kekosongan alutsista pertahanan udara, sembari menunggu kedatangan pesawat tempur baru Dassault Rafale yang sudah dipesan pemerintah Indonesia.

"Pembelian Mirage 2000-5 ini tentu dalam konteks Ad-Interim. Artinya dalam mengisi kekosongan selama kita menunggu Dassault Rafale. Ini (pesawat Mirage 2000-5) kita butuhkan ketika keputusan ini dibuat," ujarnya.

Karena pembelian pesawat bekas Mirage 2000-5 ex Qatar ditunda pemerintah, lanjut Dahnil, mengalihkan anggaran untuk mengisi kekosongan alutsista pertahanan udara dengan melakukan peremajaan terhadap sejumlah pesawat tempur yang sudah dimiliki RI.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.