Sukses

Ketua MPR: Siapa pun Capres Cawapres Terpilih di 2024, Wajib Kita Dukung

Bamsoet menyebut wujud demokras bukan sekadar siapa yang nanti memenangkan suara rakyat, tapi lebih penting dari itu yakni bagaimana mewarnai proses pengambilan kebijakan yang berpihak pada kemaslahatan rakyat.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan menghadapi Pemilu Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Nantinya, mulai dari anggota MPR, DPR, DPD hingga Presiden dan Wakil Presiden akan dipilih ulang oleh rakyat melalui sistem pencoblosan.

Meski begitu, demokrasi menurut Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) tidak hanya berhenti pada tahap demi tahap pesta demokrasi tersebut.

"Tahapan pemilu memang akan selesai dalam beberapa bulan kedepan. Tetapi demokrasi tak hanya berhenti pada tahap demi tahap pemilu tersebut. Demokrasi berjalan sepanjang masa bersamaan dengan kehidupan sehari-hari," kata Bamsoet dalam sidang tahunan MPR, DPR, DPD, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Wujud demokrasi disebutnya bukan sekadar siapa yang nanti memenangkan suara rakyat, akan tetapi lebih penting dari itu yakni bagaimana mewarnai proses pengambilan kebijakan yang berpihak pada kemaslahatan rakyat.

"Dengan semangat tersebut, mari kita sambut Pemilihan Umum 2024 untuk mewujudkan demokrasi konstitusional dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.

"Sehingga, Pemilu dapat menjadi arena kontestasi untuk menjaring putra-putri terbaik bangsa, yang akan duduk di kursi legislatif dan eksekutif, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional," sambungnya.

Lebih dari itu, dirinya berharap, siapapun yang nantinya terpilih meneruskan tongkat estafet pembangunan nasional. Dapat konsisten untuk mengambil langkah-langkah positif, dan melanjutkan apa yang telah dimulai oleh para pemimpin sebelumnya.

"Seiring dengan itu, sesuai dengan 'prinsip negara hukum', para pemimpin, penyelenggara negara, dan seluruh warga negara harus menjadikan hukum sebagai landasan dan pedoman dalam menjalankan dan menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara," ucapnya.

Menurutnya, hukum dibentuk dan dilaksanakan untuk mewujudkan keadilan, kepastian, dan kemanfaatan bagi seluruh warga negara.

"Karena itu, sudah selayaknya seluruh pemimpin partai politik dan juga para pemimpin dan tokoh bangsa untuk ikut mengambil tanggung jawab dalam mempersiapkan keberlanjutan kepemimpinan nasional dengan mendasarkan prinsip negara demokrasi berdasarkan hukum," ungkapnya.

"Siapa pun yang nantinya terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, wajib kita dukung bersama-sama untuk menjalankan misi besar, menuju Indonesia Maju," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Bamsoet pun menyempatkan diri untuk berpantun.

Dari Aceh sampai Papua

Sudah tentu berbeda sukunya

Para capres sudah tau siapa

Meski masih belum jelas siapa cawapresnya

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bamsoet Singgung SDM Indonesia

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyoroti banyaknya sumber daya alam (SDA) yang dimiliki oleh Indonesia. Namun, ada tantangan dimana saat ini situasi ekonomi global tengah bergejolak.

Pria yang karib disapa Bamsoet ini menerangkan, SDA menjadi penopang pembangunan Indonesia sejak awal berdiri. Dia mencatat ada setoran devisa ke negara dari pemanfaatan sumber daya alam tersebut.

"Perlu disadari bersama, pembangunan nasional Indonesia saat ini masih bergantung kepada daya dukung sumber daya alam," kata dia dalam Sidang Tahunan MPR RI, DPR RI, dan DPD RI, di Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Menurutnya, selama sekitar 45 tahunan, SDA dalam bahan mentah memegang peranan penting dalam memberikan sumbangan devisa. Itu terhitung sejak Indonesia berdiri di 1945 hingga periode 1990-an.

"Di awal kemerdekaan hingga tahun 90-an, sumber daya alam berupa minyak mentah, gas alam dan batubara serta hasil alam lainnya, menjadi penopang utama sumber devisa yang berkonsekuensi pada stabilitas moneter," urainya.

Topang Ekonomi Indonesia

Kendati begitu, kayanya sumber daya alam ini tidak serta merta mampu menopang ekonomi Indonesia ketika dihadapkan oleh tantangan. Misalnya, kondisi gejolak ekonomi dunia yang saat ini sedang berlangsung.

"Namun, kekayaan alam yang luar biasa besar tersebut, tak berdaya di tengah situasi global yang berubah dan melahirkan badai ekonomi besar di kawasan," tegas Bambang Soesatyo.

Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini