Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi pernyataan yang menyebut bahwa partainya terlalu terlalu bergantung kepada penguasa. Dia menekankan bahwa Golkar merupakan partai besar yang memiliki langkah-langkah sendiri.
"Golkar itu organisasi dan partai besar. Ya tentu kita punya langkah-langkah sendiri. Tunggu dari Golkar," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Baca Juga
Dia enggan mengungkapkan apa saja langkah-langkah yang dilakukan Partai Golkar dalam menentukan arah politik, khususnya pada Pilpres 2023. Airlangga hanya menyebut bahwa langkahnya sudah masuk 'chapter terakhir'.
Advertisement
"Langkah chapter terakhir. Sekarang sudah masuk chapter terakhir," ucapnya.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
JK Tak Setuju Munaslub
Partai Golkar saat ini tengah diguncang isu Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub usai Ketua Umumnya Airlangga Hartarto dipanggil Kejaksaan Agung (Kejagung).
Hal itu pun membuat Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla angkat bicara. Jusuf Kalla atau JK tidak setuju terkait dengan adanya wacana Munaslub Partai Golkar.
"Sangat tidak setuju. Karena itu akan menurunkan marwahnya Golkar. Mau evaluasi apalagi. Golkar agak telat atau sangat tergantung pada penguasa untuk tentukan koalisinya," kata Jusuf Kalla usai kegiatan seminar Sekolah Politik dan Komunikasi Indonesia yang digelar Puskapol UI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin 31 Juli 2023.
"Siap berani Golkar berdiri sendiri. Semua partai tidak mandiri dalam penentuannya. Secara demokratis bahaya kalau gini terus. Partai harus mandiri. Apabila partai diganggu lagi, makin kacau negeri ini," sambung dia.
Kemudian, JK menilai, Partai Golkar terlalu mengikuti petunjuk dari pemerintah hingga harus menunggu restu demi menetapkan teman koalisi. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 ini bahkan menyebut, Golkar saat ini tidak lagi berani berdiri sendiri.
"Sangat tergantung ke penguasa untuk menentukan koalisinya dan tidak berani Golkar itu berdiri sendiri untuk menentukan," nilai JK.
JK kemudian mewanti, jika Golkar tidak berbenah, maka partai berlambang pohon beringin tersebut, bisa semakin tidak demokratis. Padahal, dia meyakini sebagai partai besar, Golkar seharusnya bisa lebih memaksimalkan peran.
Lalu, JK pun mengungkap setidaknya membutuhkan Rp600 miliar agar bisa menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
"Kalau sekarang anda menjadi Ketua Golkar jangan harap, kalau anda tidak punya modal Rp 600 miliar," kata JK.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement