Sukses

Timses Jokowi-Amin: Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet Bisa Merusak Demokrasi

Budiman memprediksi, jika kebohongan Ratna Sarumpaet tidak terungkap, emosi masyarakat akan dimanfaatkan pihak lawan untuk meraup keuntungan.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko menilai tindakan aktivis sosial Ratna Sarumpaet yang berbohong atas kasus pengeroyokan dirinya, dapat menggerus kepercayaan masyarakat. Tak hanya itu, ulahnya tersebut juga dapat merusak demokrasi.

"Semua orang tidak percaya kebenaran atas peristiwa Demokrasi. Ketika memilih, semua orang berkata semuanya berbohong. Apa yang akan terjadi?" kata Budiman di Jakarta, Jumat (5/10/2018).

Akibatnya, lanjut dia, hukum rimba akan berlaku dalam demokrasi tersebut.

"Pada akhirnya akan main kuat kuatan. Bukan benar salah, rule of the game-nya ketika sliding tackle mencederai lawan sepakbola tidak dihukum, ya sudah akhirnya bukan soal taktik dalam bermain bola, tackling tackling akhirnya. Ini jauh lebih buruk," jelas dia.

Budiman memprediksi, jika kebohongan Ratna Sarumpaet tidak terungkap, emosi masyarakat akan dimanfaatkan pihak lawan untuk meraup keuntungan. Ini dikaitkan dengan sikap reaktif koalisi Prabowo-Sandi yang menyiratkan tudingan terhadap lawan politiknya.

"Jika kebohongan itu tidak ketahuan, semua orang akan marah karena membuat Ibu Ratna Sarumpaet seorang ibu tua yang dipukuli orang muda yang pengecut, itu akan memberi keuntungan pada mereka yang di balik rekayasa ini," ujar Budiman.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beredar Foto Ratna

Sebelumnya, sempat beredar di media sosial foto wajah Ratna yang lebam-lebam dan memar. Atas foto itu, kubu Prabowo-Sandiaga menanggapinya dengan menggelar jumpa pers.

Dalam pernyataannya, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut perbuatan yang dilakukan terhadap Ratna merupakan tindakan keji dan biadab. Selain itu, tindakan itu juga dilakukan terlalu represif.

Namun pada Rabu 3 Oktober 2018, Ratna menggelar jumpa pers. Dia mengungkapkan apa yang dialaminya merupakan bukan dari akibat pengeroyokan, melainkan akibat dari operasi plastik. Karena itu, dia mengakui kebohongannya dan meminta maaf telah bersikap tidak juur kepada semua pihak, termasuk Prabowo Subianto.

Setelah itu, Ratna Sarumpaet ditangkap Polda Metro Jaya di Bandara Soekarno Hatta saat hendak bertolak ke Chile, Kamis malam. Saat penangkapan tersebut, status Ratna sudah menjadi tersangka.

 

Reporter: Yunita Amalia

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.