Sukses

Ketua Timses Anies-Sandi Ajak Kompetisi Sejuk di Medsos

Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berharap kampanye pilkada sejuk, festival gagasan, festival karya.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera mengaku senang jika Polri memantau kampanye negatif di media sosial jelang pilkada serentak 2017 mendatang.

"Kami malah senang. Kalau kampanye sosial media menjadi ajang serang, ajang black campaign, itu kemunduran. Demokrasi kita kan pengen maju," ungkap Mardani di Jakarta, Jumat (30/9/2016).

Ia menambahkan, kompetisi yang sehat ditentukan oleh publik. "Kita mengharapkan kompetisi ini sejuk, festival gagasan, festival karya," imbuh dia.

Ia pun tidak mengingkari jika memang setiap bahasa dan perilaku pasti dilihat publik. Karena itu, menurut dia perlu menggunakan bahasa-bahasa yang sejuk.

"Kami tidak berubah bahwa ini etalase demokrasi Indonesia. Oleh karena itu, perilaku kita dicatat oleh publik, kita tetap pada koridor yang santun, sejuk tapi lugas," papar dia.

"Kalau yang lain mau yang lain silakan kita menganggap ini festival karya, festival gagasan," tegas Wasekjen PKS ini.

Sebelumnya, Analis Kebijakan Madya Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Rikwanto mengatakan, Polri terus memantau adanya kampanye negatif, salah satunya di media sosial (medsos) jelang pilkada serentak 2017 mendatang. Menurut Rikwanto saat ini media sosial dijadikan alat paling ampuh untuk mempengaruhi jutaan orang.

Ia menilai banyak orang pada musim pilkada menciptakan opini melalui media sosial. Sayangnya, dalam praktiknya mereka melakukan hal tersebut melewati batas kewajaran seperti mencaci maki dan menjadikan orang public enemy.

"Jadi mereka tidak terlepas dari pengawasan kami agar tidak kebablasan," ujar Rikwanto.

Menurut dia, opini yang dibangun melalui media sosial yang mengakibatkan public enemy (orang yang dimusuhi) tidak baik jika dibiarkan. Sebab, terdapat hak orang lain untuk hidup tenang yang dilanggar.

Polri, lanjut Rikwanto, sudah melatih anggotanya dalam menghadapi situasi seperti itu. Mereka dilatih tidak hanya mampu menemukan pelanggaran hukum namun juga harus bisa memediasi dan memberikan pengarahan.

"Demi kenyamanan dan kelancaran pilkada, maka bijaksanalah," jelas Rikwanto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini