Sukses

Model Range Rover Bakal Bertransformasi Jadi Mobil Listrik

Semua SUV Range Rover yang berukuran kecil dan menengah, nantinya bakal ditransformasikan oleh perusahaan untuk menjadi mobil listrik pada masa depan.

Liputan6.com, Jakarta - Semua SUV Range Rover yang bermain di segmen kecil dan menengah, nantinya bakal ditransformasikan oleh perusahaan untuk menjadi mobil listrik pada masa depan.

Hal ini merupakan rencana dari induk perusahaan mereka yakni Jaguar Land Rover, untuk mendukung era elektrifikasi dan merealisasikan visi dan misi perusahaan sebagai pembuat mobil listrik pada 2025.

Menurut informasi Carsales Australia, Jaguar Land Rover ini telah mempersiapkan investasi senilai 15 Miliar Euro atau setara dengan Rp 246.2 triliun selama lima tahun ke depan sebagai modal untuk merealisasikan tujuan tersebut.

Pabrikan ini juga telah memiliki agenda lain, di mana menurut informasi tersebut mereka akan mengubah namanya menjadi singkatan saja, yakni JLR. Di samping itu, untuk memuluskan rencana yang telah ditetapkan tersebut, perusahaan juga turut melakukan konfigurasi ulang pabrik mereka yang terletak di Halewood, dekat Liverpool, Inggris, untuk hanya memproduksi jenis kendaraan yang didukung oleh Electric Modular Architechture (EMA) yang baru.

Meskipun beberapa model seperti Evoque, Velar, dan Discovery Sport tidak diberi nama secara spesifik, namun ketiga model tersebut, dan termasuk calon pengganti Jaguar E-PACE dan F-PACE diperkirakan akan menggunakan platform EMA.

Sejalan dengan hal tersebut, JLR, mengatakan SUV mewah modern dengan ukuran sedang yang pertama dari keluarga Range Rover dengan berbasis platdorm EMA akan memulai produksinya pada 2025 mendatang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Arus Balik Lebaran 2023, Sistem Satu Arah Bakal Diberlakukan Tanpa Jeda

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan sistem satu arah atau one way bakal tetap diberlakukan saat arus balik Lebaran 2023. Bahkan ia juga setuju jika sistem satu arah diterapkan tanpa jeda dalam waktu tertentu.

"Setuju kalau one way harus dilakukan terus menerus. Peralihan one way membutuhkan waktu dan tenaga,” kata Budi, disitat dari laman resmi NTMC Polri, ditulis Sabtu (22/4/2023).

Menhub juga mengatakan, rekayasa lalu lintas melalui sistem satu arah ini masih akan efektif untuk mengurai kemacetan. Meskipun, mekanisme penerapannya akan sepenuhnya berada di tangan Korlantas Polri.

Pemudik sendiri diimbau untuk melakukan perjalanan balik pada 26 hingga 29 April 2023. Hal ini bertujuan agar lalu lintas arus balik bisa merata dan tidak terjadi penumpukan di waktu tertentu.

“Puncak arus balik diperkirakan terjadi di dua gelombang, tanggal 24 dan 25 April, serta 30 April dan 1 Mei,” tutup Budi Karya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini