Sukses

Campuran Penambah Oktan BBM Bikin Busi Cepat Rusak

Sebagai komponen yang bertugas di pengapian ruang mesin, umur busi sangat dipengaruhi oleh kebiasaan pengguna kendaraan. Misalkan saja, kebiasaan menggunakan doping atau peningkat oktan BBM bisa memperpendek umur busi.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai komponen yang bertugas di pengapian ruang mesin, umur busi sangat dipengaruhi oleh kebiasaan pengguna kendaraan. Misalkan saja, kebiasaan menggunakan doping atau peningkat oktan BBM bisa memperpendek umur busi.

Doping BBM di pasaran ada banyak macam dan mereknya, serta banyak ditemukan menggunakan zat aditif Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl (MMT) atau ferosen.

Rupanya, pemakaian zat tersebut tidak serta merta membuat mesin lebih powerful. Ada efek samping yang malah bikin konsumsi BBM makin boros, misfiring atau bahkan mesin kehilangan tenaga.

Menurut penjelasan NGK Indonesia yang diunggah dalam akun Instagram @ngkbusi, zat aditif yang dicampur BBM secara rutin akan cepat mengotori busi (kerak karbon) atau disebut dengan fouling. Fouling umum menyerang busi akibat sisa-sisa zat aditifnya.

Ketika busi sudah mengalami fouling maka risikonya busi tidak akan mampu melakukan self cleaning yang berakibat pada kerusakan permanen.

Langkah yang perlu diperhatikan ketika busi mengalami fouling ialah wajib mengeceknya secara berkala. Namun bila busi sudah tidak lagi bisa bekerja optimal, maka penggantian wajib dipercepat.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kerak

Di sisi lain, bila menemukan kerak terutama di bagian elektroda dan bermaksud membersihkannya, menurut Diko Oktaviano, Technical Support NGK Busi Indonesia, hal itu sangat tidak disarankan. Menggosok elektroda busi akan malah memperburuk kondisi.

"Kalau elektroda digosok dimaksudkan buat bersihin kerak sudah dipastikan tidak akan bisa bersih, sebab menggosok bagian elektroda dengan amplas sama saja mempercepat pengikisan," terang Diko saat dihubungi via pesan singkat.

Bila masyarakat menghadapi kondisi darurat dan terpaksa harus menggosok busi misalkan karena motor mogok di tengah jalan, Diko menyarankan untuk melakukan penanganan terlebih dahulu dan dilanjutkan mengganti busi lama dengan baru.

"Kondisi darurat apa pun bisa dilakukan. Jika penanganan darurat sudah dilakukan segera ganti busi yang bermasalah dengan yang baru," tegasnya.

Sumber: Otosia.com

3 dari 3 halaman

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.