Sukses

3 Tips Aman dan Nyaman Menggunakan Jasa Ojek Online

Pengemudi sepeda motor memegang peranan penting dalam keselamatan berkendara, begitu juga dengan penumpang di belakangnya. Semakin banyak yang menggunakan jasa transportasi ojek online artinya semakin banyak juga yang menjadi penumpang.

Liputan6.com, Jakarta - Pengemudi sepeda motor memegang peranan penting dalam keselamatan berkendara, begitu juga dengan penumpang di belakangnya. Semakin banyak yang menggunakan jasa transportasi ojek online artinya semakin banyak juga yang menjadi penumpang.

Satu yang jadi fakta menyedihkan adalah penumpang biasanya akan lebih fatal di saat sepeda motor mengalami kecelakaan. Hal tersebut disampaikan oleh Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati (Wahana) saat menggelar safety riding untuk jurnalis di Safety Riding Center Wahana di Jakatake, Tangerang, Senin (25/2).

Untuk itu, dia menekankan pentingnya pula keselamatan bagi penumpang. Setidaknya pun ada tiga hal yang mesti diperhatikan.

Pertama, usahakan untuk berpegangan saat berboncengan. Entah di samping atau di perut. Pada intinya, pembonceng harus bisa mengikuti gerak tubuh si pengendara.

"Jadi ketika pengendara gerak ke kanan, pemboncengnya harus ikut ke kanan. Pengendara gerak ke kiri, pemboncengnya harus ikut ke kiri agar sepeda motor bisa lebih stabil. Biasanya orang yang membonceng akan melawan arah tubuh si pengendara. Misalnya pengendara gerak ke kanan, lalu karena kaget si pembonceng gerak ke kiri," urainya.

Ini juga menjelaskan kenapa memboncengi orang yang seperti itu rasanya berat pada saat motor berbelok. Penyebabnya adalah gerak yang berlawanan.

 

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Kedua, lutut pembonceng harus mepet ke pinggul pengendara. Oleh karenanya, jangan sampai sudut lutut dalam kondisi terbuka, apalagi jika tidak berpegangan, bahkan duduknya agak berjauhan dengan pengendara.

"Ketika pengendara menyalip, pembonceng jatuh karena ada kemungkinan (lutut) kepentok," demikian ia mewanti-wanti.

Ketiga, pembonceng harus menggunakan perlengkapan yang sama dengan pengendara. Kenapa? Seperti sudah dijelaskan di atas, pembonceng cenderung lebih fatal saat mengalami kecelakaan dibandingkan pengendara.

"Kalau pengendara biasanya dia lebih siap. Pada saat terjadi kecelakaan, dia akan refleks. Sementara pembonceng tidak siap. Misalnya dia lagi main handphone, tiba-tiba jatuh. Atau agak sedikit merem, lalu jatuh. Makanya usahakan untuk menggunakan perlengkapan yang sama dengan pengendara," tekannya.

Sumber: Otosia.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.