Sukses

Menjadi Lulusan Perguruan Tinggi di Usia 14 Tahun, Begini Cara Didik Orang Tuanya

meski menyelesaikan pendidikan dalam waktu singkat, dia adalah seorang berkepribadian ekstrover

Liputan6.com, Jakarta Melissa dan Mark Wimmer, sebagai orang tua mengatakan bahwa mereka tidak pernah mendorong putra mereka Mike untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Namun, jika berkaitan dengan berteman atau bersosialisasi mereka menjadi pendukung garis keras.

Mike adalah anak ajaib bersertifikat. Melansir CNBC Make It, anak berusia 14 tahun ini adalah anggota Mensa dari Salisbury, Carolina Utara yang memperoleh gelar sekolah menengah atas dan sarjananya dalam tiga tahun terakhir.

Bersamaan dengan pencapaian tersebut, Mike menjalankan dua perusahaan teknologi, memulai perusahaan ketiga, dan bermitra dengan Atlantic Lionshare, sebuah organisasi mengendalikan populasi singa laut, spesies invasif.

Nyatanya, meski menyelesaikan pendidikan dalam waktu singkat, dia adalah seorang berkepribadian ekstrovert padahal hal seperti ini tidak selalu terjadi pada anak jenius. Menurut penelitian, ada korelasi statistik antara introversi dan IQ tinggi.

Berkat berbagai macam kegiatan dan pendidikan yang dijalani, teman-temannya pun berkisar dari anak-anak yang tumbuh bersamanya hingga yang berusia 20-an di kelas kuliahnya di Universitas Carolina, dan ada pula rekan kerja dewasa.

"Saya akan jujur, orang mengharapkan 'Young Sheldon' sebelum mereka bertemu Mike. Kemudian, setelah berbicara dengannya, mereka menyadari dia hanya anak berusia 14 tahun yang kebetulan mampu melakukan hal-hal yang sangat menakjubkan." kata Melissa kepada CNBC Make It, mengacu pada acara televisi CBS.

Pasangan itu pun mengaku bangga karena berhasil membantu Mike memastikan keterampilan sosialnya sejalan dengan keterampilan intelektualnya, menurut Mark.

Mengutip CNBC Make It, ada aturan utama yang ditetapkan Wimmers untuk membesarkan anaknya bisa bergaul dengan siapa saja: Membiiarkan anak-anak menjadi diri mereka sendiri dan mendukungnya saja.

“Anda harus terus-menerus memperhatikan bagaimana mereka tumbuh dan apa yang mereka butuhkan.” kata Mark.

Kelilingi anak-anak dengan berbagai kelompok umur

Mark dan Melissa menemukan kecerdasan putra mereka sebelum dia masuk prasekolah, setelah seorang psikolog anak memberi tahu mereka dan menyimpulkan bahwa kurikulum pendidikan standar tidak akan mendukung perkembangan jalur cepatnya.

Beberapa orang tua dalam posisi mereka memilih untuk belajar di rumah, gemetar membayangkan menempatkan anak mereka yang berusia 12 tahun di ruangan yang penuh dengan anak berusia 18 tahun. Sebaliknya, Melissa dan Mark melihat nilai dalam membuatnya menavigasi situasi tersebut.

“Saya ingin dia bisa bersosialisasi dan mampu menangani semua kepribadian yang berbeda di ruang kelas dengan anak yang lebih besar,” kata Melissa.

Sebenarnya, anak-anak lebih cenderung menjalin persahabatan dengan teman sebayanya ketika mereka secara fisik duduk bersebelahan, berdasarkan penelitian terbaru. Persahabatan campuran usia terkait dengan kesepian yang jarang dilaporkan pada anak-anak, dan merupakan faktor signifikan perkembangan masa kanak-kanak, menurut sebuah studi Psikologi University di Buffalo tahun 2009.

Oleh karena itu, Melissa juga melanjutkan, “Mike mungkin juga beruntung di sekolahnya. Para guru dan siswa lainnya sangat terbuka dan ramah. Saya tidak bisa meminta pengalaman yang lebih baik, jujur saja.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keluarkan anak-anak dari zona nyaman

Mereka juga tidak ingin menjadi juru bicara Mike. Mereka ingin Mike menemukan suaranya sendiri dan menggunakannya.

“Kami memutuskan bahwa kami hanya akan menempatkannya dalam situasi sosial dan mencoba mendorongnya untuk terlibat dengan orang lain dan merasa lebih nyaman berbicara dengan orang lain di luar lingkungan kami,” kata Melissa dikutip dari CNBC Make It.

Pada saat yang sama, Wimmers menekankan bahwa mereka selalu ada untuk bertindak sebagai jaring pengaman dan dukungan sosial putra mereka yang mendorongnya untuk menempatkan dirinya di luar sana dalam situasi yang terkendali, menurut Mark.

Pengalaman Mike pada usia 10 tahun, misalnya, Mike diminta menghadiri acara satu minggu yang diselenggarakan oleh Komando Operasi Khusus Amerika Serikat, bersama 60 hingga 70 pakar teknologi tingkat Ph.D.

Mark bercerita, “Hari pertama, banyak orang seperti, 'Apakah Hari Ini Membawa Anak Anda ke Tempat Kerja?' Namun alih-alih berbicara atas nama putranya, dia membiarkan Mike mengerjakan ruangan dan melakukan pekerjaannya.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.