Sukses

Letusan Kelud, Koperasi Susu Rugi Rp 436 juta per Hari

"Pasokan susu dari peternak di Ngantang sebanyak 90 ton per hari terhenti sejak beberapa hari lalu," ungkap Sulistyanto

Letusan Gunung Kelud juga berdampak pada merosotnya produksi susu sapi segar dari peternak sapi perah yang ada di wilayah Ngantang, Malang, Jawa Timur. Koperasi susu pun kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp 436 juta per hari karena terhentinya produksi susu dari Ngantang.
 
"Kehilangan Rp 436 juta per hari karena tak ada pasokan susu sapi segar dari peternak di wilayah Ngantang," ujar Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur, Sulistiyanto di Malang Jawa Timur, Senin 17 Februari 2014.
 
Di Kecamatan Ngantang, sambung Sulistyanto, ada sebanyak 14 ribu ekor sapi perah dengan kemampuan memproduksi 90 ton susu segar per hari. "Pasokan susu dari peternak di Ngantang sebanyak 90 ton per hari terhenti sejak beberapa hari lalu," ungkap Sulistyanto.
 
Sementara di Kecamatan Pujon, dari 22 ribu ekor sapi perah memproduksi 100 ton per hari. Di Kecamatan Kasembon ada 6 ribu ekor sapi perah dengan produksinya mencapai 10 ton susu per hari. "Untuk Kasembon dan Pujon tak ada penurunan produktivitas susu secara signifikan,” imbuhnya.
 
Susu produksi peternak sapi perah di kawasan Malang biasanya dikirim ke sebuah perusahaan susu swasta di Pasuruan. Harga jual susu sapi dari peternak ke koperasi sebesar Rp 5 ribu per liter. Koperasi kemudian menjualnya lagi ke perusahaan susu swasta.
 
Menurut Sulistyanto, merosotnya produktivitas susu sapi segar di wilayah terdampak letusan Gunung Kelud akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. Sebab, sapi perah harus mendapat perlakuan khusus guna mengembalikan produktivitasnya.
 
"Sapi harus mendapat pakan dengan kandungan gizi yang bagus, belum lagi perbaikan kandang sapi yang rusak," tandas Sulistyanto. (Gen/Mvi)

Baca Juga:

Pasokan Cabai Bakal Berkurang Imbas Letusan Gunung Kelud

Lokasi Pengungsian di Batu Dibersihkan Sambut SBY Besok

SBY Cuma 5 Menit, Pengungsi Kelud Gagal Minta Rumah Diperbaiki

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini